Efek Beli Bensin Pakai Botol Air Bekas

Kenapa isi bensin pakai botol bekas air mineral sebaiknya tidak dilakukan?

oleh Rio Apinino diperbarui 03 Jun 2017, 14:36 WIB
Aktivitas pengisian BBM di SPBU Cikini, Jakarta, Rabu (30/9/2015). Menteri ESDM, Sudirman Said menegaskan, awal Oktober tidak ada penurunan atau kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) baik itu bensin premium maupun solar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu kebiasaan pengendara ketika kehabisan bensin adalah membeli bahan bakar pakai botol bekas air mineral. Hal ini lebih dipilih ketimbang mendorong kendaraan langsung menuju SPBU.

Lantas, sebetulnya bolehkah hal ini dilakukan? Apakah ada efeknya terhadap mesin kendaraan?

Salah satu faktor yang patut diperhitungkan dari hal ini adalah kemungkinan tercampurnya sisa air yang ada di botol bekas dengan bensin, selain daripada faktor keselamatan seperti potensi bensin yang dapat tersulut api.

Jika bensin tercampur air, maka ia akan menimbulkan beberapa masalah pada mesin kendaraan. Pertama, tangki yang terbuat dari logam dapat berkarat.

Jika sudah berkarat, maka bensin akan tercampur dengan zat kotor. Konsekuensinya, injektor mudah mampet, sehingga proses pengabutan tidak akan sempurna. Kalau dirasa, maka gejalanya adalah kendaraan bakal tersendat-sendat atau berebet.

Meski misalnya botol bekas air mineral itu kering, namun ketika bensin dimasukkan ke sana, ia sebetulnya juga akan terkontaminasi senyawa kimia.

University of Florida mengatakan bahwa pada plastik sejenis ini terdapat senyawa kimia bernama bisphenol A. Ia berbahaya bagi kesehatan manusia. Efeknya akan semakin besar ketika plastik tersebut terpapar panas.

Dengan begitu, meski botol bekas tidak ada airnya, namun bensin tetap akan tercampur dengan bahan-bahan yang tidak diinginkan. Bensin pun sudah tidak lagi "murni".

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya