Liputan6.com, Madrid - Dua tim yang lolos ke Final Liga Champions kali ini: Juventus dan Real Madrid sama-sama memiliki benteng yang kokoh di lini belakang. Ini membuat partai final yang berlangsung Minggu (4/6/2017) dinihari nanti bakal berlangsung seru.
Baca Juga
Advertisement
Sergio Ramos serta Raphael Varane di jantung pertahanan Madrid. Mereka pastinya akan jadi batu karang yang sulit ditembus lini serang Juventus.
Khusus untuk Ramos, posisinya di lini belakang tak tergantikan di musim ini. Ramos adalah kapten sekaligus sosok pemimpin di antara para pemain Madrid.
Sebagai bek, Ramos tak cuma handal dalam memblokade serangan lawan. Eks pemain Sevilla ini juga pandai mencari cela untuk mencetak gol lewat sundulan.
Terpinggirkannya Pepe dari lini belakang tak memengaruhi performa Ramos. Bek berusia 31 tahun ini tetap stabil penampilannya meski kerap berganti tandem.
Berbeda dengan Real Madrid, Juventus punya trio tetap di jantung pertahanan. Siapa lagi kalau bukan Leonardo Bonucci, Andrea Barzagli dan Giorgio Chiellini.
Ketiga bek senior ini menjelma seperti benteng yang kokoh bagi pertahanan Juventus. Mereka berhasil mematikan trio mematikan milik Barcelona: Luis Suarez, Neymar dan Lionel Messi di babak perempat final.
Saling memahami barangkali jadi kunci kesolidan mereka di lini belakang. Tak hanya di level klub, ketiganya juga cukup sering bermain bersama di tim nasional Italia.
Pengaruhi Tren Tiga Bek
Keberhasilan Bonucci, Barzagli, dan Chiellini di lini belakang membuat tren formasi tiga bek menyebar. Ya, kini formasi ini juga dipakai Chelsea dan Arsenal.
Seperti diketahui, Juventus mulai kembali mengusung formasi tiga bek saat kedatangan Antonio Conte pada 2011. Di bawah asuhan Conte, ketiga bek tersebut membuat lini belakang Juventus jadi salah satu yang paling kokoh di Italia.
Formasi tiga bek lalu dilanjutkan oleh Massimiliano Allegri. Hasilnya pun tak jauh berbeda. Lini belakang Juventus tetap yang terbaik di Eropa bahkan dunia.
Advertisement