Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina EP membukukan laba bersih US$ 192 juta atau setara Rp 2,59 triliun (kurs US$ 1= Rp 13.500) hingga akhir April 2017. Perolehan ini sekitar 32 persen dari target laba bersih perseroan US$ 596 juta di tahun ini.
Adapun pendapatan Pertamina EP tercatat US$ 802 juta atau 32 persen dari target tahun ini sebesar US$ 2,81 miliar.
Direktur Utama Pertamina EP Nanang Abdul Manaf mengungkapkan, Pertamina EP mengandalkan efisiensi untuk menyiasati perolehan laba dan pendapatan baik, di saat produksi minyak dan gasnya tidak naik. “Kalau produksi tidak naik, kita harus makin giat efisiensi agar profit tetap bagus,” kata Nanang, di Jakarta, Sabtu (3/6/2017).
Menurut dia, anak usaha PT Pertamina (Persero) tersebut terus melakukan efisiensi, biaya yang tidak langsung berhubungan dengan produksi dievaluasi. Tidak hanya itu, dari sisi operasional efisiensi, langkah yang dilakukan salah satunya dengan merenegosiasi kontrak dengan perusahaan jasa migas.
“Kami lakukan renegosiasi, biar sama-sama bangkit dari kondisi saat ini. Kegiatan itu ke depan akan terus dilakukan, biar profit terjaga karena produksi belum tercapai,” tutur dia.
Hingga 29 Mei 2017, produksi minyak Pertamina EP mencapai 85 ribu barel per hari atau sekitar 94 persen dari target. Sementara produksi gas 969 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) atau 93 persen dari target sebesar 1.041 MMSCFD.
Advertisement
Realisasi tersebut hampir mencapai target yang sudah dicanangkan, namun hasil beberapa pemboran di akhir 2016 belum menunjukkan hasil seperti proyeksi di awal.
“Kami masih mempunyai banyak potensi lain untuk dikembangkan dalam rangka mencapai target produksi nasional,” katanya.
Secara garis besar seluruh lapangan fluktuatif dengan kecenderungan stabil pada kisaran angka target produksi, saat ini yang sudah mencapai target adalah dari Pertamina EP Asset 4.
Untuk mencapai target produksi dan lifting sesuai dengan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP), Pertamina EP melakukan percepatan dan penambahan rencana kerja baik bor, workover maupun well intervention.
Kemudian peningkatan kualitas kandidat sumur maupun proses pelaksanaan pekerjaannya serta mempercepat proses PSE dan penyusunan rencana pengembangan sumur eksplorasi.
Hingga akhir Mei 2017, terdapat enam proyek pengembangan di wilayah kerja Pertamina EP. Keenamnya antara lain, Paku Gajah Development Project di Sumsel, Pondok Makmur Development Project di Bekasi, Matindok Gas Development Project di Sulawesi Tengah, Cikarang Tegal Pacing di Jawa Barat, Jawa Gas Development Project di Cepu, dan Jirak Phase-1 Development Project di Sumsel.
Seluruh proyek Pertamina masih berjalan dan sudah ada yang beroperasi, seperti di Matindok ditargetkan akhir Juni 2017 sudah berproduksi penuh dengan kapasitas 50 MMSCFD.
“Matindok sudah commisioning, bahkan pernah kami lakukan penjualan. Tapi karena ada yang belum sinkron, kami adakan perbaikan. Harapannya, pada 4 Juni kami mulai lagi 65 MMSCFD gross, nett-nya 55 MMSCFD,” dia menandaskan.