Jokowi: Sekarang Harus Berbenah Kembali ke Jati Diri

Jokowi mengakui selama 6-8 bulan terakhir, energi dan pikiran serta anggaran negara habis untuk hal-hal yang tidak perlu.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Jun 2017, 04:25 WIB
Presiden Joko Widodo memberi keterangan saat melakukan pertemuan dengan pelaku industri jasa keuangan di Istana Negara, Jakarta, Jumat (13/1). Jumlah UMKM di Indonesia terbilang cukup besar, yaitu lebih dari 50 juta UMKM. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Malang - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengajak seluruh lapisan masyarakat di Tanah Air untuk kembali pada jati diri sebagai bangsa yang besar, kekuatan negara yang besar, etos kerja dan etika kesopanan yang tinggi.

"Sekarang kita harus berbenah dan kembali pada jati diri kita sebagai bangsa dan negara yang besar, beretos kerja yang tinggi, etika bermasyarakat yang tinggi, kesopanan, dan berbudi pekerti yang baik," kata Presiden Jokowi saat memberikan sambutan alam Kajian Ramadhan yang digelar Pengurus Wilayah Muhammadiyah Jatim di gedung Dome Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Sabtu (3/6/2017).

Ia mengemukakan semua yang baik-baik itu, yakni budi pekerti dan etos kerja tinggi, etika bermasyarakat, kesopanansantunan, budi pekerti yang baik, ada di Muhammadiyah.

"Oleh karena itu, saya minta seluruh jajaran Muhammadiyah mengajak masyarakat di lingkungan sekitarnya untuk kembali ke etika berbangsa dan bernegara, bermasyarakat yang baik, sehingga kita bisa kembali konsentrasi lagi pada halal yang positif demi bangsa tercinta kita ini," ujarnya.

Jokowi mengakui selama enam hingga delapan bulan terakhir ini energi dan pikiran, anggaran negara habis untuk hal-hal yang sebenarnya tidak perlu.

"Selama kurun waktu itu, kita banyak saling mencela, saling menghujat berdemonstrasi, sehingga energi kita habis untuk itu," katanya.

Pada tahun 1977, lanjutnya, bangsa Indonesia sudah memiliki tol Jagorawi sepanjang 60 kilometer dan negara lain berbondong-bondong datang ke Indonesia untuk melihat dan sekarang panjang jalan tol di Indonesia menjadi 700 kilometer. Sementara Tiongkok, yang dulu melihat dan belajar ke Indonesia, sekarang justru menyalip dan memiliki jalan tol yang panjangnya ratusan ribu kilometer.

Selain itu, perbandingan income per kapita juga jauh melesat, bahkan Indonesia juga kalah dengan Malaysia yang dulu "berguru" kepada Indonesia, sekarang income per kapitanya bisa tiga kali lipat dari Indonesia.

"Apa yang salah pada diri kita. Ini yang harus dicari jawabnya dan kita tuntaskan," kata Jokowi seperti dikutip dari Antara.

Saat ini, kata Jokowi, ada tiga hal penting yang harus diselesaikan. Pertama semangat keagamaan. Agama di Indonesia diberikan ruang yang sebesar-besarnya dan seluas-luasnya oleh negara. "Gunakan ruang yang besar itu untuk semangat ukhuwah dan menuju kebaikan," ucapnya.

Kedua, kata Jokowi, masalah pendidikan untuk membangun kualitas sumber daya manusia (SDM) dalam persaingan yang semakin sengit dan kompetitif. Pendidikan harus didasari oleh nilai-nilai agama, mentalitas yang baik, integritas yang baik pula, sebab percma anak-anak pandai, tetapi tidak memiliki nilai-nilai agama yang kuat.

Ketiga, katanya, adalah nilai-nilai persaudaraan yang dimaknai sebagai semangat ukhuwah. "Ketiga hal penting ini harus diselesaikan demi kembalinya jati diri kita sebagai bangsa dan negara yang besar," ucap Jokowi.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya