KBRI Pantau Status WNI Terkait Teror di London

KBRI London memantau status WNI terkait teror di London dan mengimbau untuk menjauhi lokasi kejadian.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 04 Jun 2017, 09:54 WIB
Ambulans menolong korban penusukan di London (DANIEL SORABJI / AFP)

Liputan6.com, London - Pusat Kota London pada Sabtu malam, 3 Juni 2017, menjadi lokasi serangan sejumlah peristiwa teror. Insiden pertama terjadi ketika sebuah kendaraan van menabrak pejalan kaki di Jembatan London atau terkenal dengan sebutan London Bridge.

Dikutip dari BBC, pada Minggu (4/6/2017), mobil van tersebut melaju cukup kencang sekitar 50 km per jam, dan tiba-tiba menabrak ke arah pejalan kaki di trotoar. Akibat insiden ini, sejumlah orang terluka.

Tak lama setelah peristiwa penabrakan itu, polisi London mendapat laporan terjadi insiden penusukan di Borough Market, kawasan yang terkenal dengan restoran dan bar.

Terkait peristiwa tersebut, Kedutaan Besar Republik Indonesia di London --melalui situs resminya-- mengimbau para WNI untuk menjauhi lokasi kejadian. Kedua lokasi tersebut terkenal sebagai area yang kerap dikunjungi oleh wisatawan asing.

Imbauan KBRI London kepada WNI terkait peristiwa teror di London Bridge dan Borough Market, 3 Juni 2017 (KBRI London)

Hingga saat ini, pihak KBRI London juga masih memantau dengan saksama mengenai status WNI yang berada di London Bridge dan Borough Market.

"Sejauh ini belum ada laporan adanya WNI yang menjadi korban. Sekalipun demikian, KBRI tetap memonitor dengan seksama perkembangan kasus ini," ujar Koordinator Fungsi Protokol dan Konsuler KBRI London Gulfan Afero kepada Liputan6.com melalui pesan singkat, Minggu 4 Juni 2017.

Hingga berita ini turun, aparat penegak hukum dan unit respons gawat darurat London masih berusaha untuk mengendalikan situasi serta menilai apakah ada aksi teror lanjutan yang akan terjadi.

Setidaknya terdapat tiga korban tewas dan sekitar 20 korban luka atas peristiwa teror di London Bridge dan Borough Market London. Kepolisian juga tengah mendalami kasus yang "berpotensi mengandung unsur terorisme" tersebut.

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya