Liputan6.com, Jakarta Siapa bilang punya gaji UMR tidak bisa menabung dan investasi? Coba dievaluasi dulu keuangannya. Mungkin kurang tepat dalam pengaturan.
Atau mungkin Anda tidak memakai aturan? Ya wajar saja kalau susah menabung dan berinvestasi. Rencana keuangan adalah penopang utama kondisi finansial yang kokoh.
Tanpa rencana, jangan harap bisa sukses secara finansial seperti para pengusaha yang sukses dengan beragam usaha yang dijalaninya.
Advertisement
Tapi dengan cara berikut, gaji pas-pasan bukan penghalang seseorang untuk menjaga keuangannya tetap stabil.
Gaji UMR alias upah minimum regional di setiap daerah berbeda. Dalam hal ini, kita akan ambil contoh UMR DKI Jakarta sebesar Rp 3,3 juta.
Dikutip dari DuitPintar.com, begini caranya mengatur uang supaya bisa menabung dan investasi dengan penghasilan Rp 3,3 jutaan per bulan.
1. Biaya tempat tinggal
Di tengah permukiman, masih banyak kos dengan harga sewa Rp 500 ribu per bulan. Itu sudah termasuk listrik. Bahkan kalau beruntung bisa dapat yang lengkap dengan laundry seminggu sekali dan air minum galon gratis di ruang bersama.
Bila masih tinggal dengan orang tua, biaya ini bisa dihilangkan. Artinya, uang Rp 500 ribu bisa dialokasikan ke pos lain.
Pengeluaran:
Rp 500 ribu (kos)
Rp 0 (rumah sendiri atau menumpang orangtua)
2. Biaya makan
Rata-rata Anda bisa menghabiskan Rp 10-15 ribu sekali makan. Bila diambil angka maksimal Rp 15 ribu, berarti harus keluar uang Rp 15 ribu x 3 = Rp 45 ribu per hari.
Rp 45 ribu sehari bila sebulan berarti Rp 45 ribu x 30 = Rp 1.350.000. Itu kalau stabil Rp 15 ribu per makan. Bisa saja ketika akhir pekan, biasanya jumlah pengeluaran akan bertambah.
Walau begitu, biaya makan tetap bisa disiasati. Misalnya sesekali makan di kafe habis Rp 30 ribu. Besoknya diakali dengan makan di warteg pakai telur dan sayur agar lebih murah.
Pengeluaran:
Rp 1.350.000
3. Transportasi
Kalau tinggal di pinggiran Jakarta dan menggunakan transportasi umum, seperti Depok atau Bekasi, estimasi ongkos PP rumah-kantor setiap hari Rp 30 ribu. Dengan demikian, pengeluaran total sebulan (20 hari kerja) adalah Rp 30 ribu x 20 = Rp 600 ribu.
Bila memakai sepeda motor pribadi, tinggal disesuaikan dengan jarak tempuh rumah-kantor. Umumnya, bensin Pertamax Rp 20 ribu bisa dipakai tiga hari dengan jarak tempuh 25 kilometer.
Tentunya pasti pakai Pertamax, supaya motor lebih awet. Atau minimal Pertalite, karena Premium adalah bahan bakar subsidi dan dikhususkan untuk warga tak mampu. Kalau pakai Pertamax, maka pengeluaran uang dalam satu bulan sebanyak Rp 133.333 untuk transportasi.
Pengeluaran:
Rp 600 ribu (angkutan umum)
Rp 133.333 (kendaraan pribadi)
4. Tabungan
Kalau benar niat mau menabung, langsung sisihkan gaji begitu cair tiap bulan. Jangan menunggu habis bulan, lalu sisa gaji baru ditabung.
Direkomendasikan tabungan senilai 10 persen dari penghasilan untuk keamanan finansial. Berarti paling tidak Rp 300 ribu masuk pos tabungan.
Bila jumlah tabungan sudah mencapai 6 kali gaji, mulailah membagi pos ini untuk investasi. Tabungan itu bukan investasi, karena imbal hasil berupa bunga yang amat sangat sedikit.
Pengeluaran:
Rp 300 ribu
5. Dana darurat
Pos ini sama pentingnya dengan tabungan. Dana darurat berguna ketika ada pengeluaran mendadak, misalnya jatuh sakit dan perlu uang jaminan di rumah sakit untuk penanganan segera.
Bisa juga untuk dana rekreasi, contohnya pelesir ke Puncak atau sekadar hangout bersama keluarga maupun kawan. Alokasikan sekurangnya Rp 100 ribu sebulan untuk pos ini, dan harus dilakukan secara rutin.
Dana ini bisa disatukan di tabungan. Atau mungkin mau membuat rekening terpisah dalam tabungan berjangka, boleh-boleh saja yang penting tidak diutak-atik.
Pengeluaran:
Rp 100 ribu
6. Investasi
Rumus keuangan sehat adalah investasi dilakukan walau sekecil apa pun nominalnya. Di sini, kita patok angka Rp 100 ribu. Pos ini bisa dibuat baik bersamaan dengan rutinitas menabung maupun ketika jumlah tabungan sudah mencapai 6 kali gaji.
Contoh investasi yang bisa diambil adalah reksa dana. Dengan Rp 100 ribu, kita sudah bisa menyandang status investor. Banyak yang menawarkan reksa dana dengan minimum investasi ini.
Bahkan sekarang investasi reksa dana online di salah satu situs e-commerce kenamaan. Reksa dana terhitung sederhana ketimbang investasi langsung di bursa saham.
Cari jenis reksa dana yang relatif stabil dan aman untuk belajar, misalnya pasar uang atau pendapatan tetap. Rajin-rajinlah top up dana investasi tiap bulan, terutama saat iklim investasi sedang bagus.
Setelah 1-2 tahun, kita bisa menambah atau atur ulang portofolio investasi ke jenis reksa dana yang lebih menantang tapi memberikan potensi return lebih besar. Misalnya reksa dana saham atau campuran.
Bila merasa tidak yakin mau langsung terjun ke reksa dana saham, bisa coba investasi klasik seperti emas. Disarankan investasi emas batangan dari Antam ketimbang perhiasan. Sebab, harga pasaran emas Antam sudah pasti, sedangkan harga perhiasan emas bisa beda-beda tergantung keunikan barang dan tentunya kebijakan penjualnya.
Pengeluaran:
Rp 100 ribu
Alokasi Gaji Bulanan:
Setelah membagi-bagi alokasi gaji, mari dihitung total anggaran kita tiap bulan:
Biaya total: Rp 500 ribu + Rp 1.350.000 + Rp 600 ribu + Rp 300 ribu + Rp 100 ribu + Rp 100 ribu = Rp 2.950.000.
Bila UMR DKI Rp 3,3 juta, masih ada sisa sekitar Rp 250 ribu yang bisa dimasukkan ke pos pengeluaran lain. Bisa dipakai untuk uang jajan atau keperluan lainnya.
Angka ini didapat dengan menghitung biaya kos dan angkutan umum. Bila tanpa kedua pos itu, jelas pengeluaran lebih rendah lagi.
Hitungan di atas hanyalah gambaran kasar, karena kebutuhan tiap orang berbeda-beda. Intinya, rancangan pengeluaran di atas bisa dijadikan pedoman menyusun rencana keuangan.
Selain itu, rancangan tersebut membuktikan bahwa seseorang dengan gaji UMR masih bisa menabung dan bahkan investasi. Kuncinya, susun dan konsisten terhadap rencana keuangan tiap bulan. Yuk dipraktikkan!
Advertisement