Dani Alves: Real Madrid Layak Juara UCL

Real Madrid tampil jauh lebih mendominasi di babak kedua melawan Juventus.

oleh Ahmad Fawwaz Usman diperbarui 04 Jun 2017, 18:00 WIB
Reaksi Dani Alves usai Juventus kalah 1-4 dari Real Marid pada final Liga Champions 2016/2017. (ADRIAN DENNIS / AFP)

Liputan6.com, Cardiff - Meski tertekan sepanjang babak pertama, Real Madrid mampu membalikkan situasi pada babak kedua final Liga Champions 2016/2017 di National Stadium, Cardiff, Minggu (4/6/2017) dinihari WIB. Bek Juventus Dani Alves pun mengakui kehebatan Real Madrid.

Jika melihat jalannya babak pertama, publik pasti berpikir Juventus bakal dengan mudah menaklukkan Real Madrid. Itu karena jalannya babak pertama sepenuhnya dalam kendali I Bianconeri.

Sempat tertinggal akibat gol mengejutkan Cristiano Ronaldo di menit ke-20, Juventus pun langsung membalasnya lewat gol sensasional Mario Mandzukic di menit ke-27. Setelah itu, mereka punya banyak peluang untuk menjebol gawang Real Madrid kawalan Keylor Navas.

Sayang, agresivitas itu tak mampu dipertahankan Los Blancos di babak kedua. Gawang Gianluigi Buffon justru dibobol Casemiro di menit ke-61, Ronaldo ke-64, dan Marco Asensio ke-90. Misi mengakhiri paceklik gelar Liga Champions pun gagal diwujudkan Juventus.

"Kami mampu mencetak gol penyeimbang, tapi di babak kedua Real Madrid bermain lebih baik. Saya pikir itu adalah pendekatan yang kami harapkan dari mereka. Bedanya kami tak bertahan sebaik biasanya," ujar Alves, seperti dikutip Football Italia.

Ya, kekalahan dari Real Madrid membuat Juventus harus lebih lama lagi menahan kerinduan akan gelar Liga Champions. Tercatat, kemenangan terakhir mereka didapat pada musim 1995/1996. Padahal sejak itu mereka lima kali ke final, tapi selalu gagal menjadi juara.


Rapor Buruk Alves

Bek kanan Juventus, Dani Alves mendapat pelukan dari bek kiri Real Madrid, Marcelo usai final Liga Champions 2016/2017. (Glyn KIRK / AFP)

Di lain pihak, Real Madrid justru menorehkan sejarah hebat dengan sukses itu. Mereka adalah tim pertama yang menjadi juara dalam dua musim beruntun sejak format Liga Champions. Mereka juga menambah koleksi gelar Si Kuping Besar menjadi 12.

"Jika kami tak menjaga tingkat konsentrasi dan intensitas di puncak permainan, Real bisa langsung menyakiti Anda dengan bakat yang mereka miliki," papar Alves.

Bagi Alves secara pribadi, ini adalah kegagalan pertamanya ketika tampil di final kompetisi Eropa. Sebelumnya, ia selalu tampil sebagai juara saat timnya beraksi di final Liga Europa atau Liga Champions.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya