Liputan6.com, Jakarta - Harga emas menguat pada perdagangan hari Jumat pekan lalu. Pada pekan ini, harga emas masih berpotensi untuk terus menguat.
Mengutip Kitco, Senin (4/6/2017), harga emas berjangka untuk pengiriman Agustus pada Jumat pekan lalu tercatat naik US$ 9,80 per ounce menjadi US$ 1.280 per ounce.
Jika dilihat secara teknikal, dalam tiga pekan terakhir harga emas selalu menguat di akhir pekan. Tren penguatan tersebut kemungkinan akan juga terjadi pada pekan ini.
Baca Juga
Advertisement
Kenaikan harga emas pada akhir pekan kemarin didukung oleh penurunan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) ke level terendah dalam enam bulan terakhir karena laporan data tenaga kerja yang memburuh sehingga membuat pelaku pasar bertanya-tanya apakah Bank Sentral AS akan segera menaikkan suku bunga acuan.
Kepala Analis ICBC Standard Bank Tom Kendall menjelaskan, kenaikan ini bukan tanda-tanda bearish. Kebalikannya, harga emas masih akan berpotensi untuk menguat dalam beberapa minggu ke depan.
"Pekan lalu kami melihat harga emas masih berpotensi untuk diperdagangkan di atas US$ 1.300 per ounce hingga 4 Juli. Sekarang mungkin agak sedikit konservatif tapi masih di sekitar itu," jelasnya.
Namun, jika angka inflasi mengalami kenaikan sesuai dengan target Bank Sentral AS di kisaran 2 persen, maka harga emas kemungkinan akan tertekan. Kendall melihat jika memang inflasi naik maka harga emas akan menuju US$ 1.150 per ounce.