Liputan6.com, Yogyakarta - Bulan Ramadan segera tiba. Saudari-saudara kita umat Islam menantikannya dengan rindu untuk menjalankan ibadah puasa.
Bapa, limpahilah mereka rahmat kesehatan agar menunaikan ibadahnya dengan baik. Jadikanlah kami saudara yang toleran bagi mereka.
Demikian doa yang dikumandangkan umat Nasrani di Gereja Kotabaru Yogyakarta, saat misa jelang masuk bulan Ramadan. Romo Paroki Kotabaru Maharsono Probho SJ mengatakan, doa itu dilantunkan demi umat Islam yang akan menjalankan ibadah puasa.
Dia meyakini doa memiliki efek yang luar biasa. Dengan doa itu, diharapkan umat Islam dapat beribadah dan menjalankan ibadah puasa dengan baik.
"Sebagai teman peziarahan ketika mereka berpuasa, kita dukung dengan doa dan berkat supaya bisa menjalani dengan sebaik baiknya," ujarnya di Kotabaru akhir Mei lalu.
Dua baris doa itu beredar luas di media sosial. Warganet mengapresiasi doa dari gereja tersebut sekaligus memuji sikap toleransi dari jemaat.
Baca Juga
Advertisement
Dalam hitungan Romo Maharsono, setidaknya ada 12 ribu anggota jemaat yang mendaraskan doa tersebut.
"Misal taruhlah 10 ribu jemaat yang mendengungkan doa itu, maka bisa menggetarkan surga," ujarnya.
Gereja Kotabaru ini memiliki tradisi mendoakan umat lainnya. Mendekati Ramadan, doa itu didengungkan dalam doa misa sepekan menjelang masuk bulan puasa yaitu pada 20-21 Mei 2017 lalu.
"Ini bagian dari doa jemaat kita. Kita mulai doakan sebelum puasa. Seperti kita doakan anak-anak sebelum ujian. Waisak kita doakan, Nyepi kita doakan," ujarnya.
Maharsono mengatakan, Gereja Kotabaru Yogyakarta sangat menjaga tradisi ini. Dia mengaku senang dengan respon masyarakat Indonesia atas doa misa ini.
Menurut dia, viralnya doa misa ini menjadi penanda kerinduan umat beragama di Indonesia untuk saling menghargai dan saling mendoakan. Ia juga tidak mengira jika dua potongan doa itu menjadi viral di media sosial.
Selain doa, pihak gereja juga melakukan aksi toleransi dalam bentuk lain. Para pedagang dilarang berjualan di sekitar gereja pada pagi hingga siang. Mereka baru boleh berjualan sore hari mendekati waktu berbuka puasa.
Sementara itu, tokoh Muhammadiyah Buya Syafii Ma 'arif mengaku sangat mendukung langkah dari pihak gereja melakukan hal itu di bulan Ramadan ini. Dia yakin langkah itu dapat menguatkan persaudaraan di antara sesama umat beragama.