Tips Ajari Anak Puasa Ramadan

Ada banyak cara yang bisa dilakukan orangtua dalam mengajarkan puasa Ramadan pada anak.

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 06 Jun 2017, 06:40 WIB
Sambil melatih anak terbiasa dengan perut kosong, kita bisa menyiasati berbagai cara tuk buat buah hati bersemangat dan kuat puasa seharian.

Liputan6.com, Jakarta Umat muslim yang telah cukup umur atau akil balig wajib berpuasa di Bulan Ramadan. Tolok ukur akil balig ini bila individu telah memasuki masa pubertas, tepatnya ketika anak  laki-laki telah mengalami mimpi basah dan anak perempuan sudah menstruasi. Namun, orangtua boleh mulai mengajarkan anak-anak yang belum akil balig untuk berpuasa.

Tidak ada usia pasti untuk mengajarkan anak puasa Ramadan. Tapi, ada banyak cara yang bisa dilakukan orangtua dalam mengajarkan puasa pada anak agar ketika anak dewasa sudah terbiasa.

"Ada orangtua yang mulai mengajarkan anak puasa di umur tiga tahun, empat tahun, atau lima tahun. Dan, yang namanya belajar, tidak harus sesuai ketentuan. Bisa satu jam dulu, lalu naik jadi setengah hari, sampai pada akhirnya mengajarkan anak berpuasa dari subuh sampai Magrib," kata Psikolog Anak, Yeti Widiati kepada Liputan6.com.

Yeti mengatakan, hal paling penting dalam mengajarkan si Kecil berpuasa di Bulan Ramadan adalah dengan memberi contoh, lalu ciptakan suasana puasa yang menyenangkan. Semenyenangkan saat anak bermain.

"Saya mengajarkan ke anak sendiri seperti itu. Sebelum menyuruh, orang dewasanya harus puasa terlebih dahulu. Kemudian, kita tunjukkan ke mereka suasana puasa yang menyenangkan. Misalkan dengan menyajikan masakan untuk sahur dan berbuka menu yang paling anak sukai," kata Yeti menambahkan.

Sedangkan imbalan untuk anak yang berhasil puasa penuh, Yeti lebih menekankan kepada pengalaman yang menyenangkan buat si Kecil. Tidak harus selalu uang, karena di usia yang relatif masih sangat kecil belum paham harus menggunakan uang itu untuk apa.

"Materi itu sifatnya bisa berkembang terus. Misal, sekarang kita memberikan mereka uang Rp10 ribu. Mereka senang, tapi itu sekarang. Ketika anak terlalu sering menerima uang (dengan nominal) yang selalu sama, mereka akan minta yang lebih besar lagi," kata Yeti.

 

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya