Liputan6.com, Jakarta - Istilah generasi milenial merujuk pada mereka yang lahir dalam kurun waktu antara akhir 1980-an dan pertengahan 1990-an. Generasi ini memiliki pola pikir dan gaya hidup yang berbeda dari generasi sebelumnya karena banyak dipengaruhi oleh teknologi yang makin berkembang.
Alhasil, tingkah laku generasi milenial dalam mengelola keuangan pun berbeda. Menurut riset terbaru yang dilakukan oleh Bank of America Merrill Edge, generasi milenial lebih memprioritaskan uang mereka untuk digunakan ke kebutuhan gaya hidup dibanding untuk persiapan menabung masa depan.
Baca Juga
Advertisement
Melansir Fortune, Rabu (7/6/2017), 81 persen penduduk dunia berusia 18 hingga 34 tahun lebih memilih untuk menghabiskan uang mereka untuk jalan-jalan. Sementara 65 persen lainnya untuk makan di restoran, dan 55 persen untuk biaya gym.
Menurut laporan tersebut, hal ini dikarenakan adanya mental tidak ingin ketinggalan (fear of missing out) yang menyebabkan mereka memiliki kebiasaan pengeluaran lebih impulsif.
"Mental fear-of-missing-out membuat para milenial ini memiliki kebiasaan mengatur keuangan yang berbeda," tulis laporan tersebut.
Lebih lanjut, riset yang dilakukan pada 1.000 orang milenial ini juga mengungkap bahwa generasi ini memiliki kecenderungan untuk pensiun lebih lama. Kebanyakan dari mereka memilih untuk melakukan segelintir hal agar bisa merasakan hidup lebih bermakna.
"Kami melihat para milenial ini menabung agar bisa menikmati hidup yang mereka inginkan, bukan sebagai strategi untuk menghadapi pensiun," ungkap kepala Merril Edge Aron Levine.
Hal ini kontras dengan apa yang dilakukan generasi Baby Boomers dan Generasi X. Dimana sebagian besar dari mereka memilih menabung untuk membiayai masa pensiun.
Beberapa riset sebelumnya juga telah mengungkapkan tantangan yang akan dihadapi generasi milenial. Beberapa dari riset menyebutkan, generasi ini akan memiliki kecenderungan lebih sulit untuk mendapat uang.
Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti pekerjaan yang makin sulit didapat, persaingan tenaga kerja yang makin sulit, hingga luasnya informasi sehingga makin membuat milenial mendapat godaan tersendiri saat harus menabung.