Liputan6.com, Columbus - Astronom telah menemukan exoplanet -- planet di luar tata surya kita -- terpanas yang suhunya lebih tinggi dibandingkan permukaan kebanyakan bintang.
Planet mirip Yupiter bernama KELT-9b itu, mengelilingi bintangnya -- seperti Bumi mengelilingi Matahari -- setiap 1,5 hari. Orbitnya begitu kencang sehingga raksasa gas itu selalu menunjukkan wajah yang sama ke hadapan bintangnya, sama seperti bulan terhadap Bumi.
Advertisement
Suhu KELT-9b pada siang hari mencapai 4.300 derajat Celcius. Temperaturnya lebih panas di bandingkan permukaan bintang kerdil yang mendominasi galaksi Bima Sakti (1.200 derajat Celcius).
Temperatur ekstrem di planet yang terletak 650 tahun cahaya itu, membuatnya menjadi seperti dunia lain. Sebagai contoh, molekul seperti air dan karbon dioksida tak bisa berada di atmosfer planet.
"Ini adalah planet yang atmosfernya hampir dipastikan tidak seperti di planet yang pernah kita lihat...," ujar profesor astronomi di Ohio State University, Scott Gaudi. Ia adalah co-leader studi yang mengumumkan penemuan KELT-9b yang diterbitkan pada 5 Mei 2017 di jurnal Nature.
Dikutip dari Space.com, Selasa (6/6/2017), bintang tempat KELT-9 mengorbit lebih besar dan panas dari Matahari, dan radiasi intensnya menyebabkan atmosfer KELT-9b menguap. Planet KELT-9 2,8 kali lebih besar dibanding Yupiter namun kepadatannya hanya separuhnya.
"KELT-9 (bintang KELT-9b) memancarkan radiasi ultraviolet sehingga benar-benar menguapkan planet," ujar co-leader studi, Keivan Stassun, yang merupakan profesor fisika dan astronomi di Universitas Vanderbilt di Tennesse.
Peneliti menemukan KELT-9b dengan menggunakan Kilodegree Extremely Little Telescope (KELT) di Winer Observatory, Arizona. Saat ditemukan, planet tersebut sedang melintas di depan bintangnya.
Astronom bertujuan untuk mengobservasi KELT-9b dengan instrumen lain, termasuk teleskop Hubble dan Spitzer milik NASA dan James Webb Space Telescope senilai US$ 8,9 miliar yang akan diluncurkan pada akhir 2018.
Gambar yang didapatkan melalui teleskop Hubble, dapat mengungkap apakah KELT 9-b benar-benar menguap. Hal tersebut membantu astronom menentukan berapa lama planet itu akan bertahan sebagai gas raksasa.
"Ketika kita berusaha mengembangkan gambaran lengkap tentang berbagai dunia lain di luar sana, penting untuk mengetahui tidak hanya bagaimana planet terbentuk dan berkembang, tetapi juga kapan dan dalam kondisi apa mereka hancur," ujar Stassun.
Tim peneliti juga mempresentasikan temuan terbaru itu pada pertemuan ke-230 American Astronomical Society di Austin, Texas.