Liputan6.com, Depok - Kepolisian Resort Kota Depok menangkap anggota geng motor Sanca Begoyang berinisial KT dan DS pada Selasa dini hari.
KT mengaku geng motor Sanca Bergoyang terbentuk sejak Febuari lalu. Awalnya, kelompok ini dibentuk lantaran sesama anggota memiliki kesamaan hobi, yakni bermain sepak bola di Lapangan Sanca, Kecamatan Tapos, Depok.
Advertisement
"Tadi cuma tim bola. Kami sering latihan bareng dan ngopi bareng di lapangan Sanca," ucap KT kepada awak media, Depok, Jawa Barat, Selasa (6/6/2017).
Alhasil, kata KT, dirinya berinisiatif membentuk gangster. Ide tersebut kemudian diamini rekannya, hingga terbentuklah geng motor Sanca Bergoyang. Kala itu, anggotanya berjumlah belasan orang yang masih berstatus pelajar.
"Anggotnya hanya 11 orang, semuanya rata-rata SMP," ujar dia.
KT mengklaim, geng motor Sanca Bergoyang tidak tawuran atau berbuat anarkis. Namun, jika ada geng lain mengusiknya, anggotanya tidak segan-segan melukai gengster tersebut.
"Aktivitas Sanca biasa saja. Tapi kalau misalnya diserang, kita lawan. Contohnya waktu itu Geng Setu yang kami lawan," ungkap dia.
Tak hanya membentuk geng motor Sanca Bergoyang, KT mengaku sering membuat senjata tajam di gudang Jalan Bakti ABRI, RT 02 RW 10, Sukamaju Baru, Tapos, Depok, Jawa Barat.
Tempat yang awalnya untuk memproduksi perlengkapan dapur itu, disulap menjadi gudang perakit senjata tajam. Selama empat bulan, sudah enam senjata tajam berhasil dijual melalui Facebook, dengan harga bervariasi.
Satu senjata tajam biasa dijual dengan harga Rp 35 ribu hingga Rp 50 ribu. Pembeli senjata tajam umumnya anak muda. Namun, tidak diketahui apakah pembeli anggota geng motor atau bukan.
"Paling banyak anak muda. Saya enggak tahu," anggota geng motor Sanca Bergoyangitu menandaskan.