Jumlah Wanita Masih Sedikit Bekerja Jadi Tantangan Ekonomi India

Bank Dunia perkirakan peningkatan partisipasi tenaga kerja perempuan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi India.

oleh Agustina Melani diperbarui 07 Jun 2017, 08:00 WIB
Dua orang wanita berjalan sambil menggunakan payung saat hujan mengguyur kota Gauhati, India, Selasa (30/5). Beberapa negara bagian di India timur laut mengalami hujan deras sebagai efek topan Mora yang melanda selatan Bangladesh. (AP Photo/ Anupam Nath)

Liputan6.com, Jakarta - Ekonomi India tumbuh cepat. Akan tetapi, negara itu memiliki masalah besar yaitu jumlah perempuan yang masih belum banyak untuk bekerja.

Frederico Gil Sander, peneliti dari Bank Dunia menyebutkan hal itu dapat membuat biaya pertumbuhan signifikan untuk India. Ekobomi India tumbuh 7 persen. Bank Dunia memperkirakan, pertumbuhan ekonomi India dapat meningkat menjadi 7,5 persen pada 2020. Akan tetapi, ekonomi itu dapat naik signifikan jika India mampu meningkatkan jumlah perempuan untuk bekerja.

Berdasarkan data resmi, perempuan India berusia 15 tahun ke atas, hanya 27 persen bekerja dan mencari pekerjaan. Angka itu turun dari 2005, yang mencapai 37 persen. Penurunan itu di tengah penguatan ekonomi dan pertumbuhan kelas menengah.

Itu berarti India berada di peringkat 120 dari 131 negara di bawah ekonomi Bangladesh, Vietnam dan Indonesia. Selain itu setara dengan Pakistan, Mesir dan Yaman.

Bank Dunia memperkirakan, peningkatan partisipasi tenaga kerja perempuan sekitar enam persen dapat mendorong pertumbuhan ekonomi hingga 7,9 persen. Jika India mampu menutup kesenjangan dengan Indonesia dan Bangladesh, ekonomi India bisa tumbuh 8,5 persen per tahun.

"Jika India mampu meningkatkan partisipasi angkatan kerja perempuan dampaknya terhadap PDB lebih besar secara proporsional," ujar dia, seperti dikutip dari laman CNN Money, Rabu (7/6/2017).

Sander menambahkan, perempuan India meninggalkan pekerjaan sebagai petani ketika pindah ke kota besar di India. Namun mereka sulit mendapatkan pekerjaan.

"Banyak wanita ingin bekerja, tetapi faktanya pekerjaan tidak cukup diciptakan untuk wanita bisa bertahan," ujar Sander.

Pemerintah India pun berusaha membuat perempuan lebih mudah bekerja. Salah satu langkahnya dengan mendorong perusahaan untuk menambah waktu cuti hamil. Namun sejumlah pihak menilai kalau kebijakan itu dapat menghalangi perempuan untuk bekerja lebih awal.

Bank Dunia mengatakan, tidak ada pengganti selain menyediakan lebih banyak pekerjaan dan perempuan dapat mengaksesnya.

"Membawa perempuan ke dalam angkatan kerja dapat mendorong pekerjaan produktif sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi yang sangat dibutuhkan," ujar Junaid Ahmad, Direktur bank sentral India.

Ia menambahkan, selain itu juga India fokus pada inklusi keuangan atau mendapatkan akses keuangan untuk seluruh pihak termasuk perempuan. Ini merupakan agenda bagi India untuk mencapai pertumbuhan ekonomi dua digit.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya