Liputan6.com, Sumenep Pemerintah melalui tiga Kementerian akan terus memantau stabilitas harga kebutuhan pokok setiap hari untuk mencegah adanya pola permainan harga di bulan suci Ramadhan hingga lebaran nanti. Sehingga masyarakat tidak perlu khawatir akan terjadinya kenaikan harga yang cukup signifikan hingga memberatkan.
Ketiga Kementerian dalam setiap harinya memantau harga kebutuhan pokok di pasaran sebanyak dua kali, bahkan tidak hanya dari Kementerian saja yang turut andil mengawasi harga kebutuhan pokok. Pihak kepolisian juga ikut berperan aktif dalam mengawasi harga sembako di bulan suci Ramadhan ini supaya dapat mencegah adanya permainan harga ditingkat pedagang yang bisa merugikan konsumen.
“Setiap hari, pagi sore kami pantau bersama Menteri BUMN, Menteri Perdagangan. Alhamdulillah ini adalah kondisi yang paling kondusif dibantu dengan kepolisian ada satgas pangan dan alhasil harga stabil dan stoknya aman,” kata Menteri Pertanian Republik Indonesia Andi Amran Sulaiman, Selasa 06 Juni 2017.
Amran menjelaskan, sejak awal Presiden Joko Widodo sudah memerintahkan agar harga pangan terus dijaga, alhasil dari pengawasan yang telah dilaksanakan tidak lagi ada permainan yang membuat harga kebutuhan pokok di negeri ini melonjak. Sehingga dapat dipastikan selama bulan Ramadhan hingga lebaran nanti harga dan stok pangan yang ada tetap stabil sesuai harapan masyarakat.
“Tadi malam kami terima laporan harga beras di Cipinang turun Rp 100 – Rp 200 per Kilo gram. Ini harus kita antisipasi penurunan harga di tingkat petani agar mereka tetap berproduksi,” ucap dia.
Pihaknya sudah bersinergi dengan berbagai pihak seperti, Kementerian BUMN dan Bulog agar segera bergerak cepat membeli bawang di tingkat petani yang harganya mulai turun mencapai Rp 11.000. Maka dari itu pemerintah tidak perlu lagi mengimpor bahan kebutuhan pokok, mengingat stok beras yang ada dipastikan mencukupi selama 10 bulan ke depan.
“Tidak usah impor itu sudah lebih dari cukup, beras kita 2 juta ton. Jadi itu sangat cukup dalam 10 bulan ke depan, itu kan sudah tahun kedua tidak impor, bahkan harganya murah,” kata Amran saat berkunjung ke Kabupaten Sumenep.
Ke depan pemerintah akan fokus mengembangkan komoditas holtikultura perkebunan yang merupakan komoditas ekspor. Hal itu memang akan dipersiapkan agar bisa menahan produk impor dan nantinya dapat mendorong produk ekspor yang dimiliki hingga dapat mensejahterakan petani.
Advertisement