Liputan6.com, Jakarta Manusia memiliki amanat di muka Bumi ini, yakni membangun kehidupan yang damai dan harmonis. Apalagi umat Islam, yang secara terminologi saja, Islam berarti 'damai'.
Hal itu diungkapkan Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj saat ceramah buka puasa bersama, di kediaman Ketua DPD Oesman Sapta, kawasan Kuningan, Jakarta Selatan.
Advertisement
Said Aqil menjelaskan, Islam berasal dari kata salam yang artinya 'damai' dan taslimi yang berarti 'total menyerahkan diri kepada Allah', dan salamah yang artinya 'selamat'.
Sedangkan manusia dalam bahasa Arab dinamakan insan. Bila dilihat dari terminologi bahasa, insan adalah kemanusiaan atau insaniyah, sehingga insan dan Islam sangat cocok dan sesuai.
"Dengan Islam, umat manusia akan menjaga kedamaian, penyerahan total kepada Tuhan demi keselamatan bersama," kata Said Aqil, Selasa, 6 Juni 2017.
Bila diciptakan agar harmonis, lalu kenapa belakangan banyak konflik yang terjadi antarumat Islam?
Aqil menjelaskan, konflik bisa dikategorikan sebagai hawa nafsu. Hawa nafsu kemudian terbagi menjadi dua, yakni udubiyyah dan syahwatiyah.
Nafsu udubiyyah merupakan nafsu ingin menang dan harus ada di depan. Nafsu ini bukan dilarang, tapi tidak boleh mengganggu insaniyah dan tidak mengurangi tatanan hubungan keharmonisan masyarakat.
Sedangkan nafsu syahwatiyah merupakan nafsu ingin memiliki sesuatu. Boleh saja, bahkan Muslim harus mempunyai tatanan ekonomi yang kuat. Lagi-lagi tidak boleh mengurangi insaniyah dalam mencapai hal itu.
"Begitu kita tinggalkan semangat insaniyah, berarti kita sudah melalaikan meninggalkan amanat yang paling dipercaya, diberikan oleh Tuhan kepada kita dari lahir sampai nanti menghadap Allah kembali," ujar dia.
Said Aqil Siradj menambahkan, amanat insaniyah merupakan amanat yang paling melekat pada manusia sebelum amanat agama, jabatan, harta, atau amanat lainnya. Tentu tujuannya untuk membangun tatanan hidup yang harmonis.