Perang Merebut Ibu Kota ISIS Dimulai, Militan Kurdi Disokong AS

Militan Kurdi yang tergabung dalam Pasukan Demokratis Suriah (SDF) dan didukung Amerika Serikat memulai serangan ke Raqqa, Suriah.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 07 Jun 2017, 12:30 WIB
Pasukan SDF memulai serangan merebut Ibukota ISIS Raaqqa (Foto:AFP)
Pasukan SDF memulai serangan merebut Ibukota ISIS Raaqqa (Foto:AFP)

Liputan6.com, Raqqa - Militan Kurdi yang tergabung dalam Pasukan Demokratis Suriah (SDF) dan didukung Amerika Serikat memulai serangan mereka ke Raqqa. Wilayah itu merupakan ibu kota kelompok teroris ISIS.

Dari keterangan SDF, operasi ini dimulai sejak Senin, 5 Juni 2017. Pasukan tersebut masuk dari sejumlah titik.

SDF disebut Pemerintah Suriah sebagai pemberontak. Sebab, tujuan kelompok ini menggulingkan Presiden Bashar al-Assad.

Mendapat sokongan penuh dari AS dan sekutunya, kelompok SDF yakin misi merebut Raqqa akan berjalan sukses.

"Kami deklarasikan sejak hari ini upaya peperangan merebut Kota Raqqa kami mulai, wilayah itu disebut sebagai ibu kota dari terorisme," sebut Juru Bicara SDF, Talal Silo, seperti dikutip dari BBC, (7/6/2017).

"SDF menyerang kota dari utara, timur, serta barat dan kami mendesak warga sipil menjauhi garis depan pertempuran dan beberapa lokasi yang dihuni ISIS," tambah dia.

Salah satu pejabat militer AS, Letnan Jenderal Steve Townsend, menyebut peperangan akan berlangsung lama dan sulit. Namun, SDF dan sekutunya tidak perlu takut, AS selalu siap membantu.

"Kami dalam posisi siap melucuti ibu kota khalifah (ISIS) itu," papar Townsend.

Townsend menegaskan, operasi ini harus berhasil mengingat ISIS terus menebar teror dalam beberapa waktu belakangan ini.

"Mereka mengancam seluruh negara, bukan cuma Irak dan Suriah, tapi seluruh kampung halaman kita semua, ini tak bisa dibiarkan," sebutnya.

Awal Mei lalu, AS mengumumkan akan memasok senjata dan peralatan militer ke militan Kurdi yang memerangi ISIS di Suriah.

Dana W. White, Juru bicara Pentagon dalam sebuah pernyataan tertulis menyatakan, Presiden Donald Trump telah mengizinkan pengiriman senjata tersebut.

White mengatakan, Trump telah memberikan lampu hijau bagi Pentagon untuk "mempersenjatai kelompok Kurdi demi memastikan kemenangan" atas ISIS di Raqqa.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya