Liputan6.com, Jakarta Berkat teknik resusitasi jantung kardiopulmoner (CPR) yang diajarkan guru sekolah, seorang remaja mampu menyelamatkan hidup sang kakek yang mengalami serangan jantung.
Pada hari kakeknya, Manuel, mengalami serangan jantung, Eva Prevot (11) mengatakan, semua orang panik dan tidak ada yang siap dengan kondisinya.
Advertisement
Namun Eva, malam itu, hanya mendengar teriakan kakek di lantai bawah. Dia juga melihat neneknya berkata kalau dia sudah putus asa. "Manuel mengalami serangan jantung lagi," ujarnya sambil gemetar dan ketakutan.
Eva ketika itu sangat yakin kalau dia bisa menolong kakeknya. Dengan tenang, dia mulai memeriksa denyut nadi kakeknya. Tapi kakeknya tidak bernapas. Tanpa pikir panjang, dia mulai melakukan CPR selama 10 menit tanpa berhenti satu kali pun.
"Tidak masalah dengan tangannya yang sangat kecil, atau neneknya berdiri di belakangnya. Eva benar-benar melakukannya dengan baik. Dia bahkan berujar kalau semuanya akan baik-baik saja," kata neneknya, seperti dimuat Step to Health, Rabu (7/6/2017).
Dan begitulah, ketika petugas medis tiba, Manuel telah sadar dan dibawa ke unit perawatan intensif. Menurut mereka, apa yang dilakukan Eva telah menyelamatkan nyawa kakeknya.
Sejak saat itu, Manuel berada di rumah sakit selama dua bulan. Kini, setelah sekian minggu mendapat pengobatan, Eva merasa lebih dekat dengan kakeknya.
Mendengar cerita Eva, guru sekolah yang mengajarinya CPR juga tak kuasa menahan air mata. Untuk itu, dia mengingatkan pentingnya mempersiapkan anak-anak dan orang dewasa untuk mengetahui teknik CPR untuk menyelamatkan seseorang dari serangan jantung.