Pasokan AS Naik, Harga Minyak Merosot 5 Persen

Harga minyak dunia turun ke level terendah dalam satu bulan seiring pasokan minyak AS naik secara tak terduga.

oleh Agustina Melani diperbarui 08 Jun 2017, 05:30 WIB
Ilustrasi Tambang Minyak (iStock)

Liputan6.com, New York - Harga minyak turun lima persen, dan merupakan level terendah dalam satu bulan. Kenaikan persediaan minyak mentah dan bensin Amerika Serikat (AS) secara tidak terduga menekan harga minyak.

Kenaikan pasokan minyak AS itu di tengah penurunan produksi minyak utama dunia. Hal itu membuat pasokan di pasar tetap besar.

Berdasarkan data US Energy Information Administration (EIA), stok minyak mentah AS tumbuh 3, 3 juta barel menjadi 513 juta barel. Sebelumnya diperkirakan penurunan 3,5 juta barel apalagi usai American Petroleum Institute mengindikasikan penurunan pasokan lebih besar lagi. Data EIA juga menyebutkan kalau persediaan bensin meningkat, sedangkan impor meningkat dan ekspor turun.

"Angka-angka ini menunjukkan kemunduran usaha bersama OPEC dan beberapa negara non OPEC yang membatasi produksi mereka. Namun, tanpa penarikan yang terus-menerus di stok minyak AS, prosesnya bisa sangat lambat," ujar Abhishek Kumar, Analis Interfax Energy Global Gas Analytics, seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (8/6/2017).

Harga minyak mentah Amerika Serikat (AS) turun lima persen atau US$ 2,47 per barel menjadi US$ 45,72 per barel, dan level itu terendah sejak 4 Mei. Harga minyak mentah Brent melemah US$ 2,06 atau 4 persen ke level US$ 48,06 per barel.

Sementara itu, pelaku pasar juga khawatir terhadap langkah anggota OPEC Arab Saudi dan Uni Emirat Arab yang memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar. Ini anggota OPEC yang sepakat memangkas produksi sekitar 30 ribu barel per hari.

Analis menilai, ada risiko persaingan antara anggota OPEC dapat melemahkan kesepakatan pemotongan produksi. Selain itu ada juga yang khawatir mengenai kenaikan produksi dari Libya dan Nigeria yang dibebaskan dari kesepakatan itu. OPEC dan produsen minyak lainnya termasuk Rusia berjanji memangkas produksi sekitar 1,8 juta barel per hari.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya