Liputan6.com, Brebes - Modus kawanan perampok kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, terungkap. Mereka ternyata berpura-pura menjadi tamu dengan mengaku sebagai anggota Badan Narkotika Nasional (BNN) pusat.
Mereka lalu meminta izin menggeledah kantor tersebut setelah sebelumnya mendapat informasi jika kantor itu digunakan sebagai tempat penyelundupan obat-obatan terlarang.
Satpam yang berjaga termakan dengan penjelasan si perampok. Saat lengah, ia lalu dilumpuhkan dan disekap di ruang rapat kepala dinas bersama seorang pegawai lainnya.
"Karena tak menaruh curiga, satpam pun mempersilakan mereka masuk," ucap Rasmadi, staf kantor Dinkes Brebes, Selasa, 6 Mei 2017.
Rasmadi yang memperoleh informasi dari satpam itu mengatakan kawanan perampok datang sesaat setelah buka puasa. Sanuri, nama satpam itu, hanya sendiri berjaga saat tiga orang perampok datang.
Baca Juga
Advertisement
Setelah mendengar penjelasan tersebut, ketiga pelaku diantar langsung oleh satpam ke belakang kantor. Namun saat berada di belakang, satpam tersebut disekap dan diikat oleh ketiga pelaku menggunakan tali plastik. Mulut dan matanya juga ikut ditutup.
"Katanya tiga orang itu berbadan tinggi besar. Serta pelaku mengaku akan melakukan penggeledahan karena ada dugaan kantor ini (Dinkes) digunakan penyelundupan obat-obatan," ujarnya menirukan pengakuan satpam yang disekap.
Gelang dan Cincin Pegawai Juga Digasak
Kerugian akibat perampokan di kantor Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Brebes, Minggu, 4 Juni 2017 masih dihitung. Hal tersebut lantaran masih banyak gaji pegawai yang tersimpan dalam amplop juga ikut raib digondol perampok.
"Yang jelas kalau di brankas yang dibawa kabur kurang lebih Rp 440 juta lebih ya. Mungkin kalau ditotal mencapai Rp 500 juta," ucap Sekretaris Dinas (Sekdin) Juliningsih Pirulah Dewi.
Ditambahkan, uang yang tersimpan di brankas disimpan dalam ruangan Subbagian Umum dan Kepegawaian senilai Rp 450 juta lebih (yang diambil Rp 440 juta lebih). Uang tersebut nantinya akan dipergunakan untuk alokasi program jambanisasi di Kabupaten Brebes.
"Untuk alokasi jambanisasi per kepala keluarga (KK) kurang lebih mencapai Rp 1,3 juta. Sedangkan untuk totalnya, ada ratusan KK," kata dia.
Dia menambahkan, brankas yang digunakan untuk menyimpan uang tersebut berukuran kurang lebih tinggi satu meter dan lebar kurang lebih setengah meter.
Setelah perampokan, ia menemukan pintu brankas sudah patah. Diduga, perampok membuka paksa brankas tersebut dengan alat berat.
"Yang jelas ruangan yang diacak-acak berada di sekretariat kantor (ruangan kepala dinas, sekdin, subag umum dan kepegawaian)," katanya.
Selain uang yang ada dalam brankas, sejumlah uang yang ada di Kantor Dinkes Kabupaten Brebes juga ikut raib. Di antaranya, uang iuran bulanan sejumlah ikatan profesi seperti Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kabupaten Brebes, Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dan uang infak juga ikut digondol para perampok.
"Totalnya mencapai Rp 7 juta lebih. Selain itu, ada perhiasan salah seorang pegawai (gelang dan cincin) yang disimpan dalam laci ikut dibawa," kata dia.
Pihaknya sudah melaporkan perampokan tersebut kepada Bupati Brebes Idza Priyanti. "Yang jelas uang yang ada di brankas itu tiba di kantor Jumat sekitar pukul 11.30 WIB. Rencananya akan dibagikan ke beberapa bagian," ujar Dewi.