Liputan6.com, Jakarta - Sebelumnya, hasil analisis Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) Polri mengungkap foto diduga Firza Husein dalam kasus chat mesum dengan pimpinan FPI Rizieq Shihab adalah asli tanpa ada rekayasa.
Hingga saat ini pihak kepolisian masih terus menyelidiki penyebar foto dan chat mesum dalam situs web baladacintarizieq. Analis Forensik Digital Ruby Alamsyah, mengungkap metode penelusuran yang kemungkinan besar digunakan polisi.
"Penelusuran unggahan dokumen atau informasi elektronik yang ada di media sosial atau situs web dapat dilakukan secara pasti, tapi dengan tingkat kesulitan berbeda-beda. Sebab, pelaku bisa saja menutupi jati dirinya dengan menyembunyikan domain hingga alamat IP (Internet Protocol Address)," ujar Ruby melalui keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis (8/6/2017).
Baca Juga
Advertisement
Pun demikian, ujarnya, polisi bisa melakukan penjajakan hingga ke sumber awal penyebar konten tersebut menggunakan metode tracing. Metode itu sebelumnya pernah digunakan Ruby saat diminta menjadi ahli dalam kasus pornografi Luna Maya dan Ariel.
"Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Mochamad Iriawan sebelumnya mengatakan, kasus ini sebenarnya mirip dengan Luna Maya dan Ariel. Pada kasus Luna Maya-Ariel, yang kami lakukan adalah dengan menggunakan metode tracing, di mana bisa melacak semua yang mengunggah ke internet sampai ke sumbernya," ucap jebolan Universitas Gunadarma tersebut.
Apakah metode tersebut bisa diterapkan dalam chat mesum yang diduga Rizieq Shihab dan Firza Husein? Ruby menyebut, hal yang sama bisa saja diterapkan, tapi penyidik memiliki strategi beragam.
"Dalam kasus Luna Maya-Ariel, file berkonten video porno tersebut di-export pada Juni 2010. Dari mulai Juni yang ekspose di Facebook, Kaskus, dan Sawomatang, kami menjajaki dari situ untuk mengetahui si pengunggah dapat dari mana," ujarnya menjelaskan.
Dari hasil penelusuran di media sosial dan situs web tersebut, Ruby menemukan adanya sejumlah forwarding e-mail berisi konten pornografi Luna Maya-Ariel, di mana penyebaran konten pornografi itu sudah berlapis-lapis.
(Isk/Ysl)