5 Pemain Buangan Mourinho yang Bersinar Kemudian

Mourinho beberapa kali salah mengambil kebijakan menyangkut pemain.

oleh Harley Ikhsan diperbarui 08 Jun 2017, 19:30 WIB
Kevin de Bruyne jadi salah satu gelandang terbaik Liga Inggris bersama Manchester City. (AFP/Oli Scarff)

Liputan6.com, Manchester - Pelatih sekaliber Jose Mourinho tidak selalu mengambil keputusan tepat. Sosok berusia 54 tahun itu kerap salah ambil sikap.

Tidak hanya menyangkut strategi di lapangan, melainkan juga dalam menilai pemain. Sebelum menangani Manchester United, Mourinho sudah membuang banyak nama dari tiga klub besar yang dilatihnya.

Waktu membuktikan kebijakan tersebut tidak tepat. Pemain buangan pelatih berkebangsaan Portugal itu bersinar di tempat lain.

Kevin de Bruyne merupakan salah satu contoh. Via VfL Wolfsburg, dia jadi salah satu gelandang kelas dunia bersama Manchester City setelah Mourinho melegonya dari Chelsea di awal 2013/2014.

Selain De Bruyne, berikut empat pemain lain yang dilepas Mourinho terlalu cepat.


Romelu Lukaku

Romelu Lukaku. (AP Photo/Martin Rickett)

Pemain terbuang Mourinho lain dari Chelsea. Mourinho melepas Lukaku yang masih berusia 21 tahun pada 2014.

Penyerang asal Belgia tersebut kemudian menunjukkan ketajamannya bersama Everton. Dia menghasilkan 25 gol di Liga Inggris 2016/2017.

Keputusan Mourinho berpotensi membuat Chelsea merugi. Tertarik mendatangkan Lukaku kembali, klub London Barat itu setidaknya harus membayar dua kali lipat dari pendapatan 30 juta pound sterling (sekitar Rp 517,8 miliar) yang mereka terima ketika melepasnya ke Everton.


Juan Mata

Blunder lain Mourinho di Chelsea. Kesuksesan Mata yang memenangkan penghargaan sebagai pemain terbaik The Blues pada dua tahun tidak cukup untuk meyakinkan Mourinho agar mempertahankannya di Stamford Bridge.

Juan Mata. (AFP/Oli Scarff)

Mendahulukan Oscar, dia menjual Mata ke MU pada Januari 2014. Ironisnya, kedua sosok kembali bertemu di Old Trafford musim ini.

Hubungan mereka membaik. Mata jadi salah satu andalan Mourinho yang membawa The Red Devils memenangkan tiga trofi.


David Luiz

Kebijakan Mourinho melepas Luiz ke Paris Saint-Germain pada musim panas 2014 senilai Rp 863,2 miliar dianggap sebagai taktik jitu. Sebab, beberapa bulan kemudian, Luiz tampil buruk saat Timnas Brasil dipermalukan Jerman 1-7 pada semifinal Piala Dunia.

Sekitar tiga tahun berselang, sikap Mourinho tidak bisa dikatakan sepenuhnya benar. Kembali ke Stamford Bridge, Luiz bersinar di bawah komando Antonio Conte.

David Luiz. (AP Photo/Frank Augstein)

Membentuk lini belakang solid bersama Cesar Azpilicueta dan Gary Cahill, pemain berambut kribo tersebut membantu The Blues merebut takhta Liga Inggris.


Leonardo Bonucci

Beberapa kesalahan penilaian Mourinho di Inter Milan dan Real Madrid tidak fatal. Namun, ada satu nama yang mencuat.

Bonucci dinilainya sebagai surplus ketika tiba di Estadio Giuseppe Meazza. Dia pun dilego ke Bari senilai Rp 5,8 miliar pada 2009.

Setahun kemudian, Bonucci pergi ke Juventus. Dia kemudian memenangkan enam titel Serie A. Musim panas tahun lalu, Bonucci ditawar Manchester City sebesar Rp 742 miliar.

Leonardo Bonucci. (AFP/Marco Bertorello)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya