Hipnoterapi: Ingin Penghasilan Tinggi dan Kebebasan Finansial

Lewat hipnoterapi bisa ditemukan akar permasalahan yang menghambat seseorang meraih kebebasan finansial.

oleh Widya Saraswati diperbarui 09 Jun 2017, 12:30 WIB
Ilustrasi uang

Liputan6.com, Jakarta Sebutlah namanya Tya, agen properti pemula. Dengan senyum malu-malu dia menyerahkan intake form yang wajib diisi sebelum menjalani hipnoterapi. Saya baca di halaman paling belakang, tertulis: ingin jodoh dan kebebasan finansial. Saya pun tersenyum seraya bertanya, “Apa yang jadi prioritas?” Dia menyahut cepat, “Kebebasan finansial.” Oke.

Gadis berusia 27 tahun ini belum genap dua tahun menjadi agen properti. Selama ini hanya bisa menjual properti dengan nilai di bawah Rp 600 juta. Bonus yang diterimanya kecil, apalagi volume penjualan juga belum besar. Tya ingin punya mobil sendiri dan penghasilan tinggi tiap bulannya.

“Menguntungkan dan enak mana menjual satu properti dengan nilai tinggi dibanding menjual banyak properti yang nilainya rendah?” tanya saya.

“Enak jual satu yang nilainya tinggi,” sahutnya cepat.

“Bila demikian, mengapa tidak menjual yang nilainya tinggi?”

“Enggak berani,” ujarnya. 

Sebagai hipnoterapis tugas saya adalah membantu menemukan mengapa Tya tidak berani. Melalui proses terapi, ditemukan penyebabnya adalah perasaan minder, tidak percaya diri untuk bergaul dengan kalangan berada yang memiliki properti bernilai tinggi. Dengan teknik hipnoterapi tertentu perasaan tidak nyaman itu dapat dilepaskan dengan mudah. Artinya tidak ada lagi yang menghalangi Tya.

Namun ketika dicek kembali, ternyata dia belum merasa nyaman. Bagian diri yang membuat belum nyaman ini memberi saran supaya Tya mengubah penampilannya dan berdandan, supaya mengangkat image dirinya di mata customer. Deal

Kira-kira 6-7 bulan kemudian Tya meminta jadwal terapi kembali. “Saya kembali ke titik awal Bu,” ungkapnya. Ceritanya, usai terapi Tya mampu menjual properti dengan nilai antara Rp 1,5 Miliar – Rp 16 Miliar. Dia bahkan hampir mendapatkan bonus mobil dengan menjual beberapa buah gudang.

Namun Tya heran, setelah lima bulan ia kembali ke titik awal, hanya bisa menjual satu properti dengan nilai kurang dari Rp 600 juta. “Saya mengalami kejadian-kejadian aneh yang selalu membuat gagal closing,” katanya. Sempat terpikir kemungkinan diguna-guna.

Dia mencontohkan customer yang pagi-pagi mendesak untuk bertemu dan melakukan closing sebelum tengah hari, tiba-tiba membatalkan. Saat datang ke kantornya beserta dokumen jual-beli, Tya disambut pernyataan, “Maaf, isteri saya barusan telpon, dia tidak jadi setuju membeli rumah itu.”

Ada lagi customer yang tiba-tiba mengalihkan. “Begitu saya datang di tempat yang disepakati, customer itu bilang bahwa dia akan melakukan closing langsung dengan pemilik rumah. Padahal semua proses penawaran dan negosiasi dilakukan dengan saya,” kata Tya. Masih ada beberapa contoh sejenis, dan semuanya memiliki nilai properti tinggi.

Ketika dilakukan hipnoterapi, ternyata bawah sadar Tya marah karena gadis ini menjalin hubungan dengan laki-laki berkeluarga. Apakah bagian diri (ego personality) yang berperan sebagai sales atau pencari uang yang marah?

Ternyata bukan. Bagian diri terkait pekerjaan justru terus bekerja menarik customer dengan nilai properti tinggi, tapi di saat-saat terakhir disabotase oleh bagian diri lain yang tidak ingin Tya merusak rumahtangga orang lain. Hal itu bertentangan dengan nilai-nilai yang ditanamkan oleh orangtua dan agamanya.

Sekadar gambaran, ego personality (EP) itu seperti folder dalam komputer atau fitur-fitur di ponsel. Karena kekuatan pikiran bawah sadar itu 9x lipat kekuatan pikiran sadar, walaupun pikiran sadar Tya melakukan usaha-usaha menjual secara giat dan hampir menampakkan hasil, tapi EP di bawah sadar dengan kekuatan sangat besar membatalkannya.

Catatan:

Apa pelajaran yang dapat diambil dari pengalaman Tya?   

Kesuksesan finansial dapat dirancang dan dicapai bila pikiran bawah sadar mendukung. Bila hasil belum didapatkan, perlu diperiksa apakah terdapat masalah di pikiran bawah sadar.   

Hambatan sukses bisa berasal dari diri sendiri, secara khusus di bawah sadar yang menyimpan emosi atau program-program pikiran tertentu.   

Pikiran bawah sadar dapat melakukan sabotase, dengan tujuan baik yaitu melindungi diri kita dari hal-hal yang dipersepsikan buruk oleh bawah sadar. Hipnoterapis dapat membantu menemukan dan menyelesaikan sabotase diri itu.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya