Liputan6.com, Jakarta Kebijakan baru dari pemerintah mengenai libur sekolah Sabtu dan Minggu mendapat respons beragam dari Paskibraka Nasional 2016. Gloria Natapradja Hamel, Nilam Sukma Pawening, dan teman-teman dari Arjuna Bima sangat setuju dengan keputusan tersebut.
Baca Juga
Advertisement
"Setuju," kata Arnaldi Waroy, Papua. Akan tetapi rasa senang itu tidak lantas membuat Arnaldi menutup mata. Dia kemudian menyadari ada risiko yang dihadapi dari kebijakan yang akan dimulai pada Juli mendatang.
"Walaupun memang jam belajar kita bakal ditambah, tapi kalau liburnya Sabtu dan Minggu sangat cukup untuk istirahat dan mengerjakan PR," kata Arnaldi.
Gery Yulisan Ramadhan (Kalimantan Timur), Jennifer Gresyana S (Sumatera Selatan), dan Arsy Ardan Lubis (Sumatera Utara) juga punya pandangan yang sama. Dengan begitu, mereka bisa menggunakan hari libur sekolah selama dua hari itu untuk sejenak melepas penat. Mungkin dengan piknik bareng keluarga atau sekadar santai-santai di rumah.
"Kalau libur cuma hari Minggu doang, rasanya kurang buat kumpul bareng keluarga dan buat longgarin otak," kata Gerry.
"Betul itu, libur dua hari enggak akan membuat murid stres. Kalau cuma satu hari, pasti murid enggak sepenuhnya refreshing, karena bakalan menyita waktu untuk mengerjakan pekerjaan rumah (PR) yang telah diberikan sebelumnya," kata Arsy menimpali.
Sedangkan Biyan Kamaruzzaman dan Loly Marissa Pratami yang merupakan perwakilan dari Nusa Tenggara Barat berpendapat, kalau libur buat anak sekolah hanya di hari Minggu saja, hanya akan membuat para murid gundah gulana, tidak tenang. Alasannya, karena belum ada 24 jam untuk benar-benar istirahat sudah harus berhadapan dengan hari Senin lagi.
"Beneran enggak tenang kalau liburnya cuma hari Minggu. Sebab, besoknya sudah masuk lagi," kata Biyan. "Kalau aku setuju banget. Soalnya, siswa sudah dibebani sama materi-materi yang sangat amat bikin pengap. Jadi, kalau murid dikasih libur dua hari dalam seminggu, menurutku itu efektif," kata Loly.
Libur sekolah selama dua hari, kata Nazya Martha (Kalimantan Barat), sangat membantu para murid untuk mengembalikan mood dan perhatian yang sudah tercurah untuk belajar di sekolah dan di tempat les.
"Aku sekolah selama delapan jam. Belum les dan tambahan-tambahan lain yang membuat aku, dan siswa-siswi lainnya merasa jenuh. Kami juga butuh istirahat. Nah, dua hari itu, seenggaknya, bisa kami gunakan buat istirahat dan kumpul sama keluarga," kata Nazya, siswi SMA Negeri 1 Pontianak.
Mendengar jawaban beragam dari teman-temannya, Cut Aura Maghfirah Putri, Paskibraka Nasional 2016 dari Aceh tak mau kalah dalam memberikan pendapatnya soal kebijakan baru ini.
Jika teman-temannya menyambut baik keputusan itu biar bisa bercengkerama dengan keluarga, Aura yang merupakan pembawa baki dari tim Bima, mengatakan, libur dua hari bisa dia gunakan buat menonton drama Korea.
"Setidaknya aku bisa puas nonton drama Korea dari Sabtu sampai Minggu," kata Aura.
Aura memang dikenal di kalangan teman-teman Arjuna Bima 2016 sebagai penyuka segala hal berbau Korea. Penggemar garis keras, kata mereka. Hobinya itu yang membuat Aura jadi menekuni bahasa Korea, selain bahasa Inggris.
"Aku suka yang Korea-koreaan, gitu. Suka dance-nya juga. Pas lagi nonton atau dengar lagunya, kok flat karena enggak ngerti artinya, aku jadi ada motivasi buat belajar. Otodidak," kata Aura.
Lantas, bagaimana tanggapan Gloria Natapradja Hamel perwakilan dari Jawa Barat? Gadis blasteran 17 tahun yang sudah satu tahun ini menjalankan tugas sebagai Duta Kementerian Pemuda dan Olahraga RI, mengatakan bahwa sebenarnya libur sekolah Sabtu dan Minggu sudah lama dia rasakan karena memang peraturan dari sekolahnya seperti itu.
"Aku Sabtu Minggu itu memang libur, karena di sekolahku belajarnya intens 10 jam sehari. Karena itu pula, aku dan teman-teman jarang ada PR karena tugasnya dikerjakan saat itu juga," kata Gloria.
"Itu enaknya sekolah aku. Konsentrasi murid-muridnya pun tak terbagi," kata Gloria menambahkan.
Hal serupa juga dirasakan sejak lama oleh Aditya Ersyah Lubis dari Banten. Adit yang dipercaya menjadi penggerek bendera dari tim Arjuna mengatakan, sekolahnya memang libur Sabtu dan Minggu.
"Ya, soalnya, setiap harinya aku sekolah selama 9 jam," kata Aditya Ersyah.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Muhadjir Effendy, mengatakan, kebijakan baru yang meliburkan para murid di Sabtu dan Minggu sudah sesuai dengan standar kerja ASN (PNS) untuk guru.
"Jadi kalau sudah itu, sudah melampaui standar kerja ASN sehingga guru mengikuti standar itu," kata Muhadjir.
Apabila sebelumnya hari Sabtu selalu diisi dengan kegiatan ekstrakurikuler, pada kebijakan yang baru ini para murid benar-benar diliburkan.
"Iya, benar, full libur sekolah," kata Mendikbud menekankan.