Liputan6.com, Jakarta - Pernahkah kamu kesal dengan agen asuransi yang berkali-kali menghubungi untuk menawarkan jasanya? Atau pernahkah kamu ditelepon oleh penipu yang mengatakan kamu menang hadiah?
Tentu hal itu sangat menyebalkan dan membuat kamu bertanya-tanya, dari mana mereka mendapat data pribadimu.
Tak perlu heran, sebab kadangkala data informasi pribadi kamu dibocorkan oleh hacker yang membobol data konsumen. Yang mengejutkan, dalam satu kasus di Tiongkok, data-data pengguna ternyata sengaja dijual oleh perusahaan guna mendapatkan keuntungan.
Dalam sebuah laporan The Wall Street Journal sebagaimana Tekno Liputan6.com kutip dari Ubergizmo, Senin (12/6/2017), lebih dari 20 orang ditangkap karena diduga menjual data-data pribadi milik pengguna iPhone dalam sebuah pasar gelap.
Baca Juga
Advertisement
Hal yang paling menakutkan, ke-20 orang yang ditangkap di provinsi Zhejiang, Tiongkok itu ternyata bukan hacker melainkan distributor pihak ketiga Apple. Bahkan, beberapa di antaranya menjual iPhone secara langsung melalui outlet di Tiongkok dan bermitra dengan Apple.
Berbagai informasi yang dijual di antaranya adalah nama pengguna, nomor telepon hingga Apple ID. Data tersebut dijual dengan harga antara 10-80 Yuan (setara Rp 19 - 156 ribu) per data. Tak mahal memang, tapi total angka penjualan data curian tersebut lebih dari 50 juta Yuan (US$ 7,36 juta atau setara Rp 98 miliar).
Sayangnya, tak jelas berapa banyak pengguna iPhone yang terdampak pencurian data pribadi ini. Tak diketahui juga apakah pencurian data ini hanya berdampak pada perangkat iPhone yang dijual di Tiongkok atau di negara lain.
Untuk berjaga-jaga, sebaiknya pengguna iPhone segera mengganti password akun Apple mereka agar keamanan lebih terjaga.
(Tin/Isk)