Liputan6.com, Jakarta Selepas pengumuman kelulusan Ujian Nasional (UN) SMP pekan kemarin, seorang siswi di SMP Manisrenggo, Bantul, ditemukan tewas gantung diri. Kuat dugaan, remaja itu mengakhiri hidup karena depresi dimarahi orang tuanya.
Remaja itu kena marah lantaran nilai ujian nasionalnya sangat jelek. Kabar itu memantik seorang kepala sekolah untuk menulis surat kepada semua orang tua agar kejadian serupa tidak terulang.
Surat itu viral di media sosial hingga tersebar di grup-grup aplikasi pesan. Kepala sekolah meminta agar surat itu direnungkan para orang tua, khususnya yang mempunyai anak yang masih sekolah. Berikut ini isi surat tersebut:
Kepada Para Orangtua,
Ujian anak Anda telah selesai. Saya tahu Anda cemas dan berharap anak Anda berhasil dalam ujiannya.
Tapi, mohon diingat, di tengah-tengah para pelajar yang menjalani ujian itu, ada calon seniman, yang tidak perlu mengerti Matematika.
Advertisement
Ada calon pengusaha, yang tidak butuh pelajaran Sejarah atau Sastra.
Ada calon musisi, yang nilai Kimia-nya tak akan berarti.
Ada calon olahragawan, yang lebih mementingkan fisik daripada Fisika... di sekolah.
Ada calon photografer yang lebih berkarakter dengan sudut pandang art berbeda yang tentunya ilmunya bukan dari sekolah ini.
Sekiranya anak Anda lulus menjadi yang teratas, hebat! Tapi bila tidak, mohon jangan rampas rasa percaya diri dan harga diri mereka.
Katakan saja: "tidak apa-apa, itu hanya sekedar ujian." Anak-anak itu diciptakan untuk sesuatu yang lebih besar lagi dalam hidup ini.
Katakan pada mereka, tidak penting berapapun nilai ujian mereka, Anda mencintai mereka dan tak akan menghakimi mereka.
Lakukanlah ini, dan di saat itu, lihatlah anak Anda menaklukkan dunia. Sebuah ujian atau nilai rendah tak akan mencabut impian dan bakat mereka.
Dan mohon, berhentilah berpikir bahwa hanya dokter dan insinyur yang bahagia di dunia ini.
Hormat Saya
Kepala Sekolah
Surat itu kurang lebih berpesan kepada semua orang tua agar lebih bijak menyikapi capaian anak. Para orang tua hendaknya tidak mudah menghakimi seorang anak.
Sebab, pada hakikatnya, nilai tak lebih dari sekadar angka. Ada yang lebih penting daripada itu. Orang tua berkewajiban menggali potensi anak dan mendampinginya untuk mewujudkan mimpi.*
(war)
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6