Liputan6.com, California - Jumlah unduhan Snapchat menurun belum lama ini. Diketahui, unduhan aplikasi media sosial berbagi foto dan video kilat ini menurun sebanyak 22 persen pada kuartal kedua 2017.
Mengutip informasi yang dimuat Phone Arena via Instinet, Minggu (11/6/2017), penurunan jumlah unduhan dinilai cukup besar. Apalagi, 'musibah' ini terjadi untuk perusahaan teknologi sekelas Snapchat yang nilainya sekarang sudah mencapai US$ 23 miliar (setara dengan Rp 305 triliun).
Dikaji lebih mendalam, total penurunan unduhan terbanyak berasal dari perangkat iOS. Diketahui, penurunan unduhan Snapchat di iPhone berkisar di angka 40 persen.
Tak hanya jumlah unduhan yang menurun, nilai induk usaha Snapchat, Snap Inc. juga melemah sebanyak 26,5 persen. Padahal, sahamnya memuncak sesaat setelah perusahaan melakukan penawaran umum perdana (Initial Public Offering, IPO).
Baca Juga
Advertisement
Hilangnya pamor Snapchat secara perlahan ditengarai akibat rivalnya, Facebook, menjiplak fitur Stories dan membawanya ke sejumlah aplikasi lain, termasuk Instagram dan WhatsApp.
Usaha Facebook membawa fitur vital Snapchat tersebut tak lain adalah karena uang, bukan karena budaya komunikasi pengguna internet yang sudah mulai berubah ke arah video.
Disebutkan juga, Stories memungkinkan Facebook, Snapchat, dan media sosial sosial apa pun untuk memasukkan iklan ke aplikasi pesan instan secara gratis. Pengguna pun tak bisa menolak iklan tersebut.
Sederhananya, Facebook menjalankan sejumlah aplikasi pesan gratis dan berupaya mendapatkan pendapatan iklan melalui fitur Stories. Dengan merebaknya Stories di berbagai aplikasi, kini kamera telah menjadi 'keyboard' baru.
Perlu diketahui, masalah utama dari konten teks adalah kesulitan dalam hal monetisasi. Makanya, diperlukan cara baru, yakni melalui iklan video. Pasalnya, konsumen akan dianggap tak akan punya masalah dengan sisipan iklan di video.
Tak bisa dimungkiri, teks masih sangat penting dan masih dipakai cukup masif, meski kehadiran platform iklan baru dianggap sebagai sebuah inovasi. Masalahnya adalah tantangan untuk memperoleh pendapatan melalui teks. Oleh karenanya, Stories jadi solusi iklan yang ujung-ujungnya untuk meraup uang.
(Jek/Cas)