Liputan6.com, Jakarta - Robot, mobil otonomos, hingga asisten virtual rasanya sudah tak asing lagi di telinga kita. Ya, ketiganya adalah beberapa contoh nyata dari pemanfaatan teknologi artificial intelligence (AI) atau dikenal dengan kecerdasan buatan.
Tak sedikit yang khawatir bahwa robot akan jadi primadona dan menggantikan pekerjaan manusia. Apakah teknologi kecerdasan buatan akan mengambil alih dunia?
Menurut survei yang dilakukan University of Oxford and Yale, mesin atau robot berpeluang besar 50 persen untuk dapat melakukan pekerjaan lebih baik daripada manusia pada 2062.
Baca Juga
Advertisement
Pekerjaan yang dimaksud mulai dari kemampuan menerjemahkan bahasa asing pada 2024, menulis tugas sekolah pada 2027, menyelesaikan pekerjaan ritel pada 2031, menulis buku best seller pada 2049, hingga melakukan operasi pada 2053.
Menurut prediksi periset, pekerjaan manusia akan tergantikan oleh robot 120 tahun dari sekarang. Prediksi periset di Asia justru lebih cepat ketimbang di Amerika Utara.
"Kita penasaran seperti apa produk kecerdasan buatan dengan teknologi lebih canggih dikembangkan. Kita ingin tahu bagaimana hasilnya ke depan," ujar Katja Grace, Machine Intelligence Research Institute di Berkeley, California, AS, seperti dikutip Digital Trends.
Grace pun mempertanyakan apakah mungkin kecerdasan buatan setara dengan kemampuan manusia, mungkin dikembangkan dan seperti apa akselerasinya.
"Kami juga menanyakan kepada korespenden kami mengenai keuntungan dan dampak buruk terhadap kecerdasan buatan. Kami menemukan banyak perbedaan pandangan, tetapi jika melihat risikonya, prediksi ini harus menjadi perhatian," jelas Grace.
(Cas/Isk)