Mayoritas Ahli IT Anggap Sepele Soal Keamanan Printer

Menurut laporan HP, ahli IT kebanyakan menganggap sepele keamanan printer karena printer dinilai berisiko kecil terhadap serangan siber.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Jun 2017, 18:00 WIB
Jajaran produk printer terbaru HP. Liputan6.com/Dinny Mutiah

Liputan6.com, Singapura - Siapa bilang printer tak butuh pengamanan ekstra? Serial The Wolf yang dibintangi aktor Christian Slater menggambarkan bagaimana printer multifungsi yang dioperasikan di kantor, bisa menjadi jendela masuk peretas ke data-data penting perusahaan.

Serial yang disuguhkan Hewlett-Packard (HP) ini menampilkan bagaimana tokoh utama The Wolf memanfaatkan printer untuk mencuri dokumen penting. Karyawan yang tak sadar disusupi peretas itu, memasukkan dokumen penting ke printer lewat WiFi. Dokumen penting ini tak lain adalah data berisi rencana akuisisi.

Parahnya, The Wolf masuk ke jaringan kantor untuk mematikan seluruh sistem. Ia telah menyalin seluruh data penting perusahaan untuk dijual ke pihak lawan perusahaan. Seluruh karyawan hingga ahli IT dibuat kebingungan mengingat mereka tak melihat ada masalah pada sistem keamanan desktop maupun jaringan mereka.

Fragmen dalam serial pendek itu ternyata bukan fiksi. Laporan HP mencatat ada 64 persen printer terinfeksi malware, sedangkan 60 persen lainnya menjadi medium penyebaran virus ke perangkat lain yang terhubung jaringan. Faktanya, hanya 18 persen ahli IT yang peduli dengan keamanan printer. Kondisi itu jauh berbeda dengan perhatian ahli IT untuk keamanan PC sebesar 91 persen dan keamanan perangkat mobile 77 persen.

"Mereka menganggap printer berisiko kecil (terpapar kejahatan siber). Nyatanya, komponen printer serupa dengan PC. Ada memori tersimpan dalam drive dan memiliki jendela terbuka di lingkungan yang aman," kata WW Director, Security and Industry Consulting HP, Joseph Wagle di acara Secure The Future Workspace di Singapura, (6/6/2017).

Ia menilai printer setidaknya harus memiliki kemampuan mendeteksi, melindungi, dan mengisolasi ancaman, termasuk memulihkan sistem agar tahan terhadap kejahatan siber.

Untuk itu, HP memperkenalkan printer multifungsi (MFP) A3 LaserJets dan LaserJet seri 600 yang dilengkapi fitur keamanan mumpuni untuk melindungi perangkat, data dan dokumen, seperti BIOS and firmware, storage media, mobile printing, dan control panel.

Fitur pengaman bekerja dengan mekanisme memperbaiki diri sendiri begitu ada instrusi. Bila ada serangan maupun anomali, printer otomatis me-reboot dan kembali memanggil memori awal. Printer juga dilengkapi dengan built-in encryption untuk melindungi data yang tersimpan di hard drive.

"Printer itu memiliki sistem whitelisting. Artinya, printer hanya memberi izin kepada mereka orang-orang terpilih saja yang bisa mengakses printer. Di luar daftar itu, tidak dipedulikan," kata Managing Director HP Asia Tenggara, Koh Kong Meng.

Selain fitur keamanan, printer HP diklaim irit ongkos cetak dengan hasil cetakan berkualitas. Salah satunya yang menjadi andalan adalah printer PageWide. Dengan 4.000 lubang pada cartridge, hasil cetakan halus bisa dihasilkan dalam waktu relatif singkat. Printer PageWide bisa menghasilkan sampai 70 lembar per menit.

Saat ini ada 54 unit tersedia, tetapi hanya 37 unit yang dipasarkan di Asia Tenggara. Sebanyak 16 di antaranya dijual di Indonesia. "Ada dua segmen pasar yang kami sasar, yakni perusahaan skala besar dan usaha kecil dan menengah yang terus tumbuh di Indonesia," ucapnya.

(Dinny Mutiah/Cas)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya