Liputan6.com, Jakarta Perusahaan-perusahaan hulu minyak dan gas bumi (migas) sering dianggap hanya berperan menyediakan pasokan energi dan menghasilkan penerimaan negara, padahal sesungguhnya investasi yang mereka lakukan juga menciptakan efek berganda atau multiplier effect bagi sektor lain.
Hasil studi yang dilakukan SKK Migas dan Universitas Indonesia di tahun 2015 menunjukkan bahwa setiap investasi perusahaan hulu migas sebesar US$1 juta, akan menghasilkan multiplier effect bagi perekonomian nasional sebesar US$1,6 juta. Hal ini dimungkinkan karena di Indonesia kegiatan belanja perusahaan hulu migas tersebut dikontrol oleh negara melalui SKK Migas.
Advertisement
SKK Migas kemudian mengarahkan supaya belanja perusahaan hulu migas tersebut dikeluarkan di dalam negeri.
“Semua belanja itu akan masuk ke dalam perekonomian dalam negeri sehingga industri dalam negerinya tumbuh,” ujar Bayu Murbandono, Manajer Pemberdayaan Kapasitas Nasional SKK Migas, dalam acara Ngabuburit SKK Migas bersama netizen yang diadakan di Kantor SKK Migas, Kamis (8/6/2017).
Ditambahkannya, investasi sebesar US$1 juta tersebut juga akan menciptakan tambahan GDP sebesar US$0,7 juta dan menciptakan peluang pekerjaan untuk 100 orang.
Perusahaan hulu migas adalah perusahaan-perusahaan yang menjadi kontraktor pemerintah untuk mencari dan memproduksi minyak dan gas bumi. Bayu mengatakan SKK Migas membuat regulasi supaya industri hulu migas tersebut memprioritaskan industri dalam negeri saat memasok barang dan jasa.
Hasilnya, sampai April tahun ini, persentase tingkat komponen dalam negeri dalam pengadaan barang dan jasa industri hulu migas mencapai 53,58 persen. Hal ini tentunya dinikmati juga oleh perusahaan-perusahaan BUMN. SKK Migas mencatat, dari tahun 2010 sampai 2017, nilai keterlibatan BUMN dalam industri hulu migas sudah mencapai US$5.8 miliar.
Multiplier Effect yang diciptakan industri hulu migas tersebut akan meningkatkan daya saing industri dalam negeri, meningkatkan penguasaan teknologi serta menciptakan lapangan kerja. Namun, Bayu menekankan, kontribusi industri hulu migas akan maksimal jika industri ini berjalan lancar baik dalam masa pencarian minyak (eksplorasi) maupun dalam masa produksi.
(*)