Pahit dan Asam, Mantapnya Kopi Luwak Premium Khas Garut

Kopi luwak ini berbahan dasar biji kopi arabika ranum nan segar yang dipanen di kaki Gunung Papandayan, Garut.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 10 Jun 2017, 07:02 WIB
Kopi luwak ini berbahan dasar biji kopi arabika ranum nan segar yang dipanen di kaki Gunung Papandayan, (Liputan6.com/Jayadi Supriadin).

Liputan6.com, Garut - Berbicara kopi nasional, nama kopi arabika Garut, Jawa Barat, kini menjadi andalan baru ekspor kopi dalam negeri. Namun dalam tulisan kali ini, bukan kopi arabika yang menjadi perhatian, melainkan kopi luwak premium khas Garut.

Berbahan dasar biji kopi arabika ranum nan segar yang dipanen di kaki Gunung Papandayan, puluhan luwak di penangkaran ini mampu menghasilkan biji kopi luwak berkualitas ekspor.

"Kami buka langsung ternaknya, karena banyak permintaan dari mitra kami yang ingin tahu prosesnya," ujar Andri Hermawan (34), pemilik sekaligus pengelola Kopi Luwak Premium Garut, saat ditemui Liputan6.com di kedainya, Jumat, 9 Juni 2017.

Memang lokasi budi daya kopi luwak premium yang dimiliki Andri di tempatnya saat ini terbilang baru. Kondisi kandang yang terbilang bagus dengan rangka baja ringan serta penyekat ram besi untuk tiap ternak, menjadikan kandang ini sangat cocok budi daya tewan luwak.

"Kebanyakan kan kandangnya pengap dan gelap, kalau di sini sebaliknya, sehingga pencahayaan dan perputaran udara buat luwak cukup terbuka," ujar dia.

Kopi luwak yang dihasilkan di kandang milik CV Dwi Putra Laksana ini memiliki cita rasa yang khas dengan rasa pahit pekat plus campuran sedikit asam.

"Orang yang sudah minum katanya demikian, memang ada beberapa kualitas, rasa minum kopi itu tergantung selera dan faktor cuaca juga," kata dia.

Dengan rasa khasnya itu, tidak mengagetkan biji kopi luwak premium Garut hasil olahannya, banyak digandrungi kalangan penikmat kopi di Pulau Jawa.

"Untuk Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten dan Jawa Tengah kita sudah dikenal, namun belum berani ekspansi secara luas karena pasokannya masih terbatas," ujar dia.

Bahkan beberapa kliennya saat ini kerap meminta tambahan pasokan untuk kiriman luar negeri. "Biasanya ke Singapura, Arab Saudi dan Korea Selatan, namun kan pasokannya belum optimal," kata dia.


Rahasia Cita Rasa Kopi Luwak Premium

Kopi luwak ini berbahan dasar biji kopi arabika ranum nan segar yang dipanen di kaki Gunung Papandayan, (Liputan6.com/Jayadi Supriadin).

Andri mengatakan, rasa mantap kopi luwak premium buatannya ini, tidak terlepas dari hasil pola makan sehari-hari yang diberikan kepada seluruh ternaknya. "Dalam sehari kita berikan tiga menu yang berbeda, agar kondisi luwaknya tetap prima," ujar Andri, sedikit membocorkan rahasia kualitas biji kopi luwak yang dihasilkan dari peternakannya.

Menu makanan yang diberikan untuk seluruh luwak, berbeda untuk setiap harinya. Untuk makanan pembuka pagi hari yang diberikan sekitar pukul 07.00 WIB, menu yang diberikan rata-rata mengandung berprotein tinggi, seperti daging ayam segar, kepala ayam, siput, hingga campuran telur dan madu.

"Menu itu sesuai arahan standar kesehatan hewan dari dinas peternakan, jika hari ini ayam, mungkin besok siput, atau telur madu, atau kepala ayam dan seterusnya, disesuaikan saja," ujar dia.

Sementara untuk siang hari yang diberikan sekitar pukul 13.00 WIB, menu yang diberikan lebih banyak serat-seratan yang berasal dari buah pisang dan pepaya, sementara malam hari yang diberikan sekitar pukul 19.00 baru diberikan menu pokok yakni biji kopi arabika Garut pilihan yang masih segar.

"Pokoknya harus disortir dulu (biji kopi), hasil petikan panen hari ini harus diberikan hari ini juga, jika lewat sehari luwak tidak mau makan," kata dia.

Dengan pola makan seperti itu ujar dia, biji kopi luwak yang dihasilkan melalui proses fermentasi pencernaan hewan luwak itu dijamin berkualitas. "Karena memang kita ingin menghasilkan kualitas biji yang bermutu, dan hewannya pun tetap sehat dan bugar," kata dia sambil tersenyum.

Bagi anda yang berminat membeli, Ia mematok harga biji kopi luwak kualitas rose bean kelas 1 di angka Rp 1,2 juta per kilogram. Selanjutnya, kualitas 2 dihargai Rp 1 juta per kilogram, sementara kelas 3 hanya dihargai Rp 800 ribu per kilogram.

"Ada juga dalam bentuk kardus kecil berisi lima saset kecil dengan seharga Rp 75 ribu," ujar dia membocorkan harga termurah kopi luwak premium dengan berat 12 gram per saset.

Namun bagi Anda yang senang nongkrong, cukup datang ke Kedai Kopi Luwak Premium Garut yang berada di bilangan Jalan Raya Garut-Tasikmalaya di daerah Cilawu, Garut, Jawa Barat.

"Harganya lebih murah, kami samakan seluruh kualitas di angka Rp 20 ribu untuk 200 mililiterrnya," kata dia.

Andri mengakui seiring meningkatnya permintaan kopi luwak hasil olahannya, kebutuhan hewan lLuwak pun untuk memproduksi biji kopi yang berkualitas bakal terus bertambah.

"Totalnya baru ada sekitar 34 ekor luwak yang berproduksi (biji kopi luwak), kita masih membutuhkan banyak sesuai ukuran kandang yang berkapasitas 90 ekor," ujar dia.

Untuk itu, ia terus menambah koleksi luwak, sehingga produksinya terus bertambah.

"Saat ini baru dipasok dari hasil buruan di hutan dan pegunungan Garut serta penangkaran di daerah Pangalengan," kata dia.


Pusat Edukasi dan Wisata Kopi Luwak

Kopi luwak ini berbahan dasar biji kopi arabika ranum nan segar yang dipanen di kaki Gunung Papandayan, (Liputan6.com/Jayadi Supriadin).

Di tengah masih minimnya pusat edukasi dan kajian kopi tingkat nasional, Andri berharap suatu saat nanti, lahan kandang yang sudah berdiri saat ini, mampu menjadi pusat kajian kopi luwak dan jenis kopi lainnya, termasuk arena bermain keluarga.

"Jadi nanti ada arena bermainnya, perkebunan kopinya jenis berbagam macam jenis kopi sekaligus pusat kajian kopi di sini," ujar dia sambil menunjukkan area lahan kosong yang berada di samping lahan kandang yang sudah berdiri saat ini.

"Doakan saja," ia menambahkan sembari tersenyum.

Selain area bermain, berdirinya kedai kopi yang berada di depan kandang budidaya luwak saat ini, diharapkan mampu menarik minat warga atau wisatawan untuk ngopi bareng. "Mungkin nanti pengunjung cukup sampai di kedai atau area bermain, kalau ke kandang akan dibatasi," kata dia.

Dengan upaya itu lanjut Andri, kekhawatiran menyebarnya penyakit dari luar yang akan mengancam luwak bisa dihindari.

"Pada intinya luwak itu daya tubuhnya kuat, namun justru sering terkena penyakit jika terbawa dari luar, makanya jangan sampai terkontaminasi," kata dia.

Bagi Anda yang berminat nongkrong sambil minum kopi luwak dengan rasa mantap, rasanya kandang plus kedai kopi yang berada di Jalan Raya Garut-Tasikmalaya, Jawa Barat ini masuk "radar" agenda jalan-jalan Anda berikutnya.

Sebab selain udaranya yang terbilang sejuk, tempatnya pun terbilang cocok dijadikan arena nongkrong muda-mudi dengan alunan musik dan hiburan televisi yang disediakan pihak pengelola. "Nanati akan saya lengkapi fasilitas internetnya secara gratis," kata dia menutup pembicarannya.


Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya