Tantangan Dewan Komisioner OJK Terpilih Versi Pengusaha

Kadin menyambut baik terpilihnya Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso periode 2017-2022.

oleh Septian Deny diperbarui 09 Jun 2017, 21:12 WIB
Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan Perkasa Roeslani (tengah) saat menghadiri Pra Rakernas Bid Perdagangan Kadin Indonesia di Jakarta, Jumat (22/7). Target ekspor Indonesia dalam jangka waktu 10 tahun sebesar USD 950 miliar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Wimboh Santoso akhirnya terpilih menjadi Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) periode 2017-2022. Hal tersebut setelah para anggota Komisi XI DPR RI melakukan perhitungan suara‎ terbanyak alias voting.

Menanggapi hal tersebut Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan P Roeslani ‎mengatakan, pihaknya menyambut baik terpilihnya Wimboh Santoso beserta enam anggota dewan komisioner lainnya. Menurut dia, ketua dan anggota Dewan Komisioner OJK baru ini merupakan yang terbaik karena telah melewati tahapan seleksi yang ketat.

"Tentunya kami dari dunia usaha, dari kadin menyambut baik karena telah terpilihnya ketua OJK Pak Wimbo setelah melalui proses yang yang sangat terketat. Kita harapkan dari Pak Wimboh selama ini yang sudah baik di OJK (dipertahankan). Kalau yang perlu disempurnakan, ya disempurnakan," ujar dia di Kantor Kementerian Perdagangan (Kemendag), Jakarta, Jumat (9/6/2017).

Namun demikian, banyak tantangan dan pekerjaan rumah (PR) yang harus dihadapi oleh Wimboh beserta jajaran anggota dewan komisioner OJK. Salah satunya soal bagaimana menumbuhkan industri jasa keuangan ke depannya.

‎"Memang tantangannya cukup banyak itu, terutama juga apa kita melihatnya OJK ini bukan hanya sebagai regulator tapi juga bisa mendorong seluruh pertumbuhan dari pada financial services. Di antaranya ya untuk deepening market kita, yang memang masih perlu banyak policy-policy yang membuat lebih banyak market kita deeping-nya," jelas dia.

Selain itu, juga bagaimana dana yang ada di industri keuangan nonbank (IKNB) ini bisa dialokasikan ke sektor investasi langsung seperti untuk pembangunan infrastruktur. "Tentunya regulasi lebih disempurnakan, itu PR-nya karena di industri keuangan nonbank juga dananya besar tapi lebih banyak lagi yang dialokasikan yang direct langsung pada investasi,"‎ lanjut dia.

Sementara di sektor perbankan, OJK juga memiliki tugas untuk menurunkan tingkat kredit bermasalah atau non performing loan (‎NPL). Hal-hal seperti ini yang diharapkan bisa diatasi oleh Dewan Komisioner OJK ke depannya.

"Di perbankan juga sekarang tantangannya NPL agak naik, bagaimana cara supaya NPL ini bisa teratasi dengan baik. Sistem keuangan disempurnakan. PR-nya banyak tapi saya yakin dengan terpilihnya Pak Wimboh dan seluruh jajaran ini terbaik untuk dunia keuangan secara keseluruhan," ujar dia.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya