Liputan6.com, Jakarta - Perjalanan panjang menanti. Rute Jakarta menuju Cardiff via Abu Dhabi dan Dublin harus diambil untuk menyaksikan langsung final Liga Champions 2016/2017 di Millennium Stadium, Sabtu (3/6/2017) lalu.
Jika dihitung, jaraknya berkisar 12.813 kilometer dengan waktu tempuh 18 jam plus transit.
Baca Juga
Advertisement
Liputan6.com akhirnya tiba di Cardiff, Jumat (2/6/2017). Jam menunjukkan pukul 21.40 ketika roda pesawat menyentuh landasan bandara ibukota Wales tersebut.
Nyaris tidak ada keramaian. Namun, ada antrian dalam pemesanan kendaraan menuju tempat menginap. Calon penumpang banyak menunggu. Situasi ini muncul karena banyaknya pendatang tidak diimbangi jumlah pengemudi. Agar tidak semakin menumpuk, pelancong harus berbagi kendaraan jika hotel mereka lokasinya berdekatan.
Liputan6.com akhirnya tiba di penginapan pukul 23.00 lewat, tidak lama setelah toko-toko tutup. Beruntung, masih ada beberapa tempat makan yang masih buka. Bersama kolega seperjalanan, Liputan6.com mengganjal perut sebelum beristirahat.
Kami menyewa kamar sebuah rumah. Meski masih mahal, tarif akomodasi ini masih lebih bisa diterima ketimbang penginapan konvensional. Sejak jauh hari, UEFA selaku penyelenggara Liga Champions memang sudah memeringatkan akan ancaman melonjaknya harga.
Jeremy Davies adalah pemilik kediaman itu. Selain Liputan6.com, dia juga menerima pasangan akademisi asal Brasil, turis Paraguay, serta fotografer Italia yang juga bertugas meliput final Liga Champions.
Sebagai reporter BBC yang hampir pensiun, Jeremy fasih menggambarkan Cardiff dan apa yang harus kami antisipasi dalam melaksanakan tugas. Kesamaan profesi membuat pembicaraan menyambung.
Apalagi Jeremy pernah mengunjungi Indonesia sekitar 20 tahun lalu. Ketika itu, dia bersafari menyambangi Jakarta, Yogyakarta, dan Bali. "Cardiff pada akhir pekan ini tidak akan seperti biasanya," kata Jeremy.
Fan Festival
Matahari belum lama terbit ketika Liputan6.com menuju Millennium Stadium keesokan harinya. Dibutuhkan waktu sekitar 25 menit berjalan kaki dari kediaman Jeremy untuk mencapai stadion berkapasitas 75 ribu penonton tersebut.
Petugas sudah beraktivitas membentuk parimeter sekitar stadion agar kendaraan bermotor tidak melintas. Terlihat pula beberapa pendukung Juventus dan Real Madrid yang akan bertanding pada malam hari memperebutkan takhta Eropa. Seusai bekerja, kami kembali ke penginapan untuk mengisi baterai.
Begitu tenaga kembali, Liputan6.com menuju Cardiff Bay, lokasi utama fan festival, yang berada di selatan Millennium Stadium. Kami berjalan bersama kawanan orang yang juga ingin mencicipi dan merasakan atmosfer Liga Champions sebelum pertandingan. Sebab, kebanyakan pengunjung adalah mereka yang tidak memiliki tiket.
Di sini UEFA benar-benar memanjakan pendatang, sekaligus mengobati kekecewaan mereka yang tidak bisa masuk Millennium Stadium. Permainan dan hiburan tersedia. Ada pula kesempatan meminta tanda tangan dan berfoto bersama mantan aktor lapangan hijau, yakni Deco, David Trezeguet, serta Edgar Davids. Tidak hanya itu, pengunjung juga dapat melihat dari dekat trofi Liga Champions.
Jelang Laga
Sekitar empat jam sebelum kick-off, Liputan6.com meninggalkan fan festival dan memutar kembali menuju stadion. Lautan manusia memadati jalan raya menuju stadion. Bernyanyi dan meneriakkan yel-yel menunjukkan keyakinan terhadap tim kesayangan, mereka menikmati momen yang barangkali hanya dirasakan sekali seumur hidup. Beberapa pendukung pun mengabadikan menggunakan peralatan masing-masing.
Meski laga masih lama, ratusan suporter tidak sabar masuk. Mereka tertahan petugas yang menahan karena laga masih lama. Ketegangan menumpuk. Liputan6.com menyaksikan botol kaca melayang menuju aparat. Namun, situasi bisa dikendalikan dan tidak ada kerusuhan.
Penonton harus melewati empat titik pemeriksaan sebelum masuk stadion. Pengamanan berlapis memudahkan petugas mengontrol massa.
Liputan6.com duduk berada di kursi 1 baris 25, yang terletak di tingkat 6 blok U27 lorong 627, dan dapat dicapai menggunakan gerbang 7 dan tangga 9. Dengan daya pandang sudut lapangan, kursi ini dekat tribune selatan tempat tifosi Juventus berkumpul.
Dalam kondisi ini, Liputan6.com lebih mendengar sorakan begitu announcer memberi informasi segala hal yang berbau La Vecchia Signora. Sebaliknya, siulan menggema begitu muncul berita terkait Los Blancos. Cemoohan begitu nyaring ketika nama Cristiano Ronaldo disebut, atau sosoknya terlihat di layar besar.
Kemegahan kemudian terlihat pada upacara pembukaan. Black Eyed Peas asal Amerika Serikat melantunkan beberapa hits mereka. Suasana semakin mewah berkat kembang api. Kelompok yang dipimpin Will.I.Am itu menutup pertunjukkan lewat lagu I Gotta Feeling.
Waktu yang dinanti akhirnya tiba. Gemuruh penonton kencang terdengar ketika himne Liga Champions hasil komposisi Tony Britten diputar, seiring keluarnya kedua tim. Lagu tersebut kian menggelitik bulu kuduk karena dinyanyikan Andrea Bocelli dalam Bahasa Italia.
Dari sini, Liputan6.com mendapat gambaran mengapa Liga Champions dipercaya sebagai kompetisi paling 'wah' dalam dunia sepak bola.