3 Jurus Agar Buka Bersama Tak Kuras Kantong

Buka bersama bisa berlangsung di restoran, kafe, atau bisa juga di ruang kantor atau malah di rumah.

oleh Nurmayanti diperbarui 10 Jun 2017, 13:18 WIB
Buka Bersama Ilustrasi

Liputan6.com, Jakarta Buka puasa bersama (bukber) seakan sudah menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia di bulan Ramadan. Selain menjalin silaturahmi, lewat berbuka puasa meningkatkan ukhuwah islamiyah.

Buka bersama bisa berlangsung di restoran, kafe, atau bisa juga di ruang kantor atau malah di rumah. Kegiatan bukber ini biasanya mulai ramai saat minggu kedua dan mencapai puncaknya saat minggu ketiga puasa.

Fakta menunjukkan, seringkali acara bukber membuat banyak teman yang tadinya sudah tidak ketemu selama bertahun-tahun, akhirnya bisa ketemu saat ada acara bukber. Saudara yang tadinya jauh selama bertahun-tahun, akhirnya juga bisa ketemu di acara bukber.

Dan biasanya undangan acara bukber ini bisa banyak sekali, mulai dari acara bukber karyawan kantor, bukber teman kuliah, bukber teman SMA, bukber kompleks perumahan, sampai bukber ‘Geng’ alias komunitas teman-teman Dekat.

Bagi sebagian orang, kalau dihitung undangan acara bukber mungkin bisa sampai 10-15 kali di bulan puasa.

Di sini, problem biasanya mulai muncul.

Kalau acara bukber itu diadakan kantor, biasanya Anda tinggal datang, buka puasa, makan, ngobrol-ngobrol, sholat lalu pulang. Tidak ada uang yang Anda keluarkan. Tapi masalahnya, seringkali acara bukber itu mengharuskan peserta bukber untuk membayar sendiri-sendiri.

Nah ini dia, kalau bukbernya cuma satu dua kali sih enggak apa-apa. Lha kalau undangan acara bukber bisa sampai 10-15 kali, dan semua peserta bukber harus bayar sendiri-sendiri, bisa berapa dana yang harus Anda keluarkan?

Memang sih, bagi sebagian orang seringkali acara bukber ini - memang mempererat tali silaturahmi, tapi ujung-ujungnya - bisa bikin bokek. Apalagi kalau bukber ini dilakukan di mal, seringkali setelah bukber acara biasanya dilanjutkan dengan kegiatan belanja bersama.

Nah, kalau Anda tidak ingin kegiatan bukber bikin Anda bokek, maka berikut ini adalah tiga hal yang harus Anda perhatikan:

1. Satu komunitas cukup sekali

Sejujurnya, bukber itu tujuannya baik. Mempererat tali silaturahmi. Apalagi orang Indonesia memang hobinya ya berkumpul dan ngobrol bareng. Semua itu baik. Yang enggak asyik, sebagian orang seringkali bukber dengan satu komunitas yang sama hingga berkali-kali di satu bulan puasa.

Misalnya, Anda bukber dengan teman-teman SMA, kemudian minggu depan Anda bukber lagi dengan komunitas yang sama, kemudian 4 hari kemudian Anda bukber lagi dengan mereka.

Kalau peserta bukber membayar sendiri-sendiri dan Anda bukber dengan satu komunitas yang sama hingga berkali-kali, ini sebetulnya mubazir. Kenapa? Karena Anda jadi terlalu fokus pada satu komunitas dan tidak bersilaturahmi dengan komunitas Anda yang lain.

Jadi saran saya, kalau dana Anda terbatas, batasi untuk ikut acara bukber Anda sebanyak cukup satu kali saja untuk satu komunitas. Tidak perlu bukber sampai tiga kali dalam sebulan dengan komunitas yang sama.

Bagi-bagi waktu Anda dengan komunitas yang lain, karena ingat, setiap dari kita pasti punya peran di banyak tempat sehingga ada banyak komunitas yang kita temui dalam hidup. Bagi waktu Anda untuk semua komunitas tersebut.

 

2. Pastikan Biayanya

Kalau memang Anda harus bayar sendiri-sendiri untuk sebuah acara bukber, tak ada salahnya tanya berapa perkiraan yang harus dibayar oleh setiap peserta acara. Ini mungkin kedengarannya sepele.

Tapi ingat, kalau Anda dapat sampai 10 undangan bukber dalam satu bulan yang semuanya Anda harus bayar sendiri-sendiri, jumlah total yang harus Anda keluarkan dalam sebulan akan jadi cukup lumayan.

Dan masalahnya, tidak semua peserta bukber punya kemampuan ekonomi yang sama. Ada sebagian dari Anda yang dananya mungkin tidak terbatas, tapi ada juga yang dananya terbatas.

Kalau Anda merasa dana Anda terbatas tapi bukber ini betul-betul ingin Anda ikuti, kenapa tidak Anda coba usulkan ke panitia acara bukber untuk mengadakan acara di lokasi lain yang harganya mungkin lebih pas buat semua orang.

Karena ingat, bisa jadi tidak semua peserta bukber punya kemampuan ekonomi yang sama, termasuk Anda. Apalagi kalau itu harus dilakukan berkali-kali dalam sebulan.

Kuncinya, jangan sungkan mengajukan usulan lokasi lain yang lebih murah. Daripada Anda diam saja karena gengsi tapi jadi memberatkan keuangan Anda, buat apa?

3. Fokus pada yang Penting dan Mendesak

 

Di bulan puasa, ada banyak barang-barang lain di luar makanan atau bahan makanan yang dijual dengan diskon habis-habisan untuk membuat Anda membeli.

Padahal saya selalu katakan bahwa saat bulan puasa, hal yang paling prioritas untuk dibeli atau dikonsumsi adalah makanan, entah itu dalam bentuk bahan makanan atau makan di luar, contohnya buka bersama.

Nah, dengan banyaknya godaan lain di luar Makanan, bisa jadi Anda bakal tidak fokus sehingga akan banyak mengeluarkan uang untuk hal lain. Pembelian busana, asksesoris, elektronik, alat rumah tangga, perabot dan lain-lain memang penting, tapi sejujurnya mungkin tidak terlalu mendesak untuk dibeli sekarang.

Yang mendesak ya makanan, termasuk acara makan di luar dalam bentuk buka bersama. Jadi saran saya adalah - saat bulan puasa ini - fokuskan penggunaan uang Anda pada hal yang memang penting dan mendesak yaitu makanan.

Buka bersama adalah salah satunya. Hal lain di luar makanan, mungkin bisa nanti saja dibeli setelah Ramadan selesai. Masih mau sabar menunggu, kan?

Yup, itu saja dari saya kali ini. Semoga buka bersama tak lagi bikin Anda bokek. Selamat Bukber!

Perencana Keuangan: Safir Senduk

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya