Liputan6.com, Medan - Maraknya peristiwa teror bom yang terjadi di berbagai lokasi baik di dalam negeri maupun di luar negeri menjadi momok tersendiri bagi masyarakat. Di Kota Medan, Sumatera Utara, kepanikan warga terkait dugaan bom terjadi di Asrama Polisi, Jalan Pasar Merah, Kecamatan Medan Denai.
Peristiwa ini terjadi saat warga bernama Dameria Situmorang melihat adanya seorang wanita yang tidak diketahui identitasnya bertanya alamat rumah Hutagalung. Namun nama serta alamat yang ditanya wanita itu tidak bermukim di kawasan tersebut.
"Awalnya dia nanya alamat Hutagalung, sekitar jam 8.30 WIB tadi. Saya bilang tidak ada, kemudian dia pergi. Usianya masih belasan, saya rasa," kata Dameria, Sabtu (10/6/2017).
Baca Juga
Advertisement
Setelah wanita dengan ciri-ciri memakai baju kaos lengan pendek warna hitam putih dan celana jins hitam, rambut pendek, kulit sawo matang, itu pergi, Dameria melihatnya meletakkan sebuah koper berukuran besar warna merah di dekat rumah tetangganya bernama S. Simamora, yang berada di Blok T nomor 12.
"Saya sempat panggil, dan kejar anak itu. Tapi dia pigi aja, kemudian saya nggak lihat lagi kemana dia pergi," sebutnya.
Merasa curiga dengan isi koper yang ditinggalkan, Dameria langsung melaporkannya kepada Kepala Lingkungan Asrama Polisi Pasar Merah EE Siagian, yang kemudian bersama-sama dengan warga lainnya untuk melihat tas koper berwarna merah sembari menghubungi pihak kepolisian.
Tidak lama kemudian, Tim Penjinak Bom (Jibom) Kepolisian Daerah Sumatera Utara yang Kepala Unit Jibom Iptu Masmur Sitepu turun ke lokasi untuk mengamankan dan memeriksa tas koper berwarna merah yang membuat warga heboh. Begitu juga dengan Kapolrestabes Medan Kombes Pol Sandi Nugroho.
Setelah melakukan pemeriksaan di lokasi, untuk sementara Tim Jibom Polda Sumut tidak menemukan adanya benda-benda mencurigakan serta benda yang dapat membahayakan.
"Hasil pemeriksaan sementara, tas itu berisi kain-kain dan pakaian. Tidak berbahaya. Tapi untuk pastinya kita bawa dulu untuk diperiksa secara detail, biar lebih pasti," kata Sandi.