Lewat Bulan Ramadan, Perempuan Ini Jatuh Cinta dengan Islam

Seorang perempuan keturunan India menjadi mualaf setelah ia jatuh cinta dengan 'rutinitas' yang dijalankan umat muslim selama Ramadan.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 11 Jun 2017, 11:45 WIB
Ilustrasi Masjid (Istimewa)

Liputan6.com, Dubai - Bagi Ayesha Siddiqa (29) Ramadan memiliki pesona tersendiri. Ini adalah bulan yang mengubah hidup dia selamanya.

Dia memeluk Islam tiga tahun lalu setelah sempat menjalankan puasa Ramadan pada tahun 2013. Langkah tersebut diambilnya hanya karena cinta dan rasa ingin tahu.

"Ramadan sangat spesial bagi saya karena ini adalah hal pertama yang menarik saya ke Islam. Saya tinggal di sini bersama teman-teman saya dan saat Ramadan tiba, saya melihat mereka makan sahur, puasa sepanjang hari, berdoa, dan kemudian berbuka bersama. Saya sangat menyukai praktik seperti itu sehingga saya putuskan untuk berpuasa dengan mereka," ujar Ayesha seperti dikutip dari Khaleej Times, Minggu (11/6/2017).

Ayesha menjelaskan, Ramadan adalah titik balik dalam hidupnya. "Cinta untuk Islam berakar di hati saya selama bulan suci ini empat tahun yang lalu. Meskipun saat itu saya sudah mulai berpuasa, tapi saya belum memeluk Islam. Ini adalah Ramadan ketiga saya sebagai seorang Muslim, Alhamdulillah."

Hal pertama yang berubah di Ayesha adalah selera berpakaiannya. "Bahkan sebelum memeluk Islam, ketika saya melihat puasa pertama Ramadan dengan teman-teman saya sebagai seorang non-muslim, saya mulai berpakaian sopan dan mengenakan pakaian yang lebih tertutup untuk menghormati bulan suci tersebut."

"Pada hari raya Idul Fitri, saya pergi salat dengan teman-teman saya dan saya hanya melakukan gerakannya karena saya tidak tahu apa yang harus dibaca," cerita Ayesha yang kini telah menikah.

Ayesha mengatakan bahwa dia telah menjadi orang yang jauh lebih disiplin setelah Ramadan pertamanya.

"Saya belajar nilai berbagi (makan), merawat orang lain, disiplin waktu selama bulan suci."

Setelah Ramadan selesai, Ayesha mulai membaca dan belajar lebih banyak tentang Islam dan dalam waktu dua bulan perempuan itu pun memantapkan hatinya untuk memeluk Islam.

Semuanya telah berubah sejak saat itu. "Prioritas saya berubah selama bulan suci. Semua yang saya fokuskan adalah memohon dan tetap terhubung dengan Quran dan Allah. Saya pernah membaca bahwa selama bulan suci ini, Allah sangat bermurah hati dan dalam memaafkan orang, oleh karena itu saya memanfaatkan bulan ini sebaik-baiknya."

Ayesha mengatakan imannya semakin hari semakin kuat karena semua doanya berangsur-angsur dijawab oleh Tuhan. "Percayalah, bulan suci Ramadan adalah bulan untuk mendapatkan jawaban atas doa-doa Anda. Dulu saya meminta Tuhan untuk memperbaiki keadaan di rumah (keluarga) setelah saya menyampaikan kabar bahwa saya menjadi seorang muslim di keluarga saya di India. Dan Tuhan mengabulkannya."

Di lain waktu, kata Ayesha, dia meminta kepada Allah untuk seorang suami Muslim yang taat. "Alhamdulillah, saya mendapatkannya," ujar dia.

Ayesha dan suaminya Mohammed Umer merencanakan pernikahan mereka sebelum bulan suci mendekat, karena mereka ingin menikmati Ramadan bersama.

Meskipun Aisyah adalah seorang India dan suaminya seorang Pakistan, dia mengatakan bahwa kewarganegaraan bukanlah penghalang dalam Islam. "Muslim adalah muslim di manapun di seluruh dunia."

Pasangan yang tinggal di Dubai, Uni Emirat Arab, ini sekarang melewatkan sahur dan buka puasa bersama-sama. Sementara untuk salat tarawih di masjid Fatima dekat stasiun metro Ghubaiba.

"Setelah buka puasa bersama, kami kemudian bergegas salat tarawih sebagaimana saya baca sebuah buku bahwa mereka yang salat tarawih selama Ramadan, karena ketulusan imannya akan diampuni dosa-dosanya di masa lalu," jelasnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya