Liputan6.com, Jakarta - Anggota Komisi I DPR RI Evita Nursanty mengimbau semua pihak meningkatkan kewaspadaan, khususnya di seluruh perairan dekat dengan Filipina selatan, baik di Indonesia maupun Malaysia. Ini untuk mengantisipasi kemungkinan makin tingginya lalu-lintas kelompok teroris, logistik, hingga pendanaan mereka.
Menurut Evita, jika Indonesia dan Malaysia dan seluruh anggota ASEAN tidak berbuat sesuatu yang lebih tegas, eksistensi kelompok teroris di kawasan Asia Tenggara akan semakin kuat. Karena itu dia mendukung tawaran yang disampaikan pemerintah Malaysia, Indonesia, dan negara anggota ASEAN lain untuk membantu Filipina.
Advertisement
"Kejadian di Marawi akan sangat menentukan bagi masa depan terorisme di Asia Tenggara dan kontribusi Indonesia dan Malaysia dalam menghadapi isu terorisme ini sangat penting. Dalam kondisi darurat militer, teroris terdesak dan butuh logistik," ujar Evita dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Minggu (11/6/2017).
Kuncinya, menurut Evita, adalah menjaga agar setiap jengkal teritori kedua negara tidak digunakan teroris untuk lalu lintas logistik maupun manusia. Artinya, kegiatan patroli dengan kekuatan lengkap harus makin ditingkatkan. Jika suasana sedikit tenang, kata dia, jangan lengah tapi harus jadi kegiatan rutin.
"Kita lihat perairan kita itu sangat luas dan hampir tidak bisa kita awasi. Harus dicari jalur tikus mana mereka kok bisa sampai Marawi. Begitu juga bagaimana kelompok-kelompok ini kok bisa sampai ke Indonesia. Kemungkinan memang mereka memanfaatkan kelengahan kita," ujar anggota Fraksi PDI Perjuangan ini.
Menurut Evita, perairan di sejumlah provinsi di bagian utara Indonesia mulai dari Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, hingga Maluku Utara menjadi sangat rawan. Sehingga diperlukan penanganan khusus dan kerja sama lintas-kekuatan dan lintas-sektor dengan melibatkan masyarakat.
Selain itu, Evita juga mewanti-wanti agar semua provinsi mewaspadai ISIS atau kelompok-kelompok teroris lain, apalagi Wakapolri pun menyebut sel-sel ISIS sudah ada di lima provinsi di Indonesia.