Liputan6.com, Baghdad - Kamp Ashti di kota Erbil, Irak utara, pada 10 Juni waktu setempat merayakan kembalinya seorang bocah perempuan yang diculik kelompok teroris ISIS tiga tahun lalu.
Kebahagiaan mengisi sebuah rumah petak yang ditempati keluarga Christina Ezzo Obada, bocah berusia enam tahun. Keluarga itu terpaksa melarikan diri dari kota Qaraqosh yang terletak di antara Erbil dan Mosul setelah wilayah itu dikuasai ISIS pada pertengahan 2014.
Advertisement
"Melihat anak perempuan saya adalah sebuah keajaiban. Saya terkejut karena dia banyak berubah, saya tidak mengenalinya," terang Aida (46) ibu dari Christina seperti dilansir Al Arabiya, Minggu (11/6/2017).
Ibu dan anak itu tengah berada di dalam bus dengan para pengungsi lainnya saat anggota ISIS menculik putrinya pada Agustus 2014.
Lebih dari lima bulan setelah peristiwa penculikan tersebut, Aida mendengar melalui kenalannya bahwa putrinya saat itu berada dengan sebuah keluarga di kawasan Tenek, Mosul barat.
Pada awal tahun ini, pasukan Irak berhasil merebut kembali seluruh Mosul timur. Dan sejak Februari, perang merebut Mosul barat dilancarkan hingga kini.
Kepada AFP, Aida mengatakan, dia menerima informasi terputus-putus soal putrinya. Namun ia tidak pernah berhasil bicara dengan Christina.
Pada 8 Juni malam, kakak laki-laki Christina, Elias mendapat telepon yang isinya permintaan agar ia menjemput sang adik.
Keluarga Aida menceritakan bahwa keluarga yang merawat Christina selama bocah itu menghilang, menemukannya tengah seorang diri dan menangis di dekat sebuah masjid lebih dari dua tahun lalu. Tidak dijelaskan bagaimana akhirnya Christina dapat lolos dari cengkeraman ISIS.
Setidaknya, lebih dari 120.000 umat Kristen Irak harus meninggalkan rumah mereka saat ISIS menyerbu Dataran Nineveh di Mosul timur pada Agustus 2014.