Praktik Pesugihan di Balik Rumah Mungil Berkelambu Merah

Rumah Kabira kerap dikunjungi warga asal luar Kabupaten Sidrap, Sulsel, diduga untuk menjalani praktik pesugihan.

oleh Eka Hakim diperbarui 12 Jun 2017, 06:32 WIB
Tak diketahui orang pertama yang mengubah Kabira atau rumah-rumahan kecil di Kabupaten Sidrap, Sulsel itu menjadi tempat pesugihan. (Liputan6.com/Eka Hakim)

Liputan6.com, Sidrap - Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap) yang dikenal sebagai daerah lumbung padi di Sulawesi Selatan (Sulsel) ternyata memiliki cerita mistis tentang keberadaan pesugihan atau tempat orang mencari kekayaan dengan lelaku gaib.

Salah satu lokasi pesugihan yang dikenal masyarakat adalah keberadaan rumah Kabira yang terletak di antara Desa Bola Bulu, Kecamatan Pitu Riase, dan Desa Bulu Cenrana, Kecamatan Pitu Riawa.

Menurut salah seorang tokoh masyarakat setempat, Andi Ansarullah (72), ia tak mengetahui secara persis pengalihan fungsi rumah Kabira menjadi tempat pesugihan. Namun, ia mengakui rumah Kabira kerap dikunjungi warga asal luar Kabupaten Sidrap untuk menjalani praktik pesugihan.

"Sering belakangan banyak orang dari luar membawa sesajen dan meminta sesuatu di rumah Kabira tersebut," ucap Petta Ulla, sapaan akrab Andi Ansarullah, Minggu, 11 Juni 2017.

Petta pun tak mengetahui orang pertama yang mengubah fungsi Kabira atau rumah-rumah kecil tersebut menjadi tempat pesugihan. Bahkan, saat ini, Kabira juga dipasang kelambu berwarna merah dan sekitarnya banyak bekas sesajen.

"Warga yang datang ke sana itu kebanyakan warga dari luar dengan tujuan macam-macam. Salah satunya ada yang pernah diketahui datang dan bermalam di Kabira untuk meminta nomor lotre," ujar Petta.

Lokasi tepat berada di jalan masuk kawasan hutan dan diapit puluhan makam tua yang tak diketahui identitasnya tersebut membentuk keyakinan masyarakat untuk mengeramatkan rumah Kabira.


Ular Gaib dan Persinggahan Raja

Tak diketahui orang pertama yang mengubah Kabira atau rumah-rumahan kecil di Kabupaten Sidrap, Sulsel itu menjadi tempat pesugihan. (Liputan6.com/Eka Hakim)

Padahal, ujar Petta, Kabira dahulu kala merupakan persinggahan para raja-raja atau Arung setempat untuk menyusun strategi menghadapi tentara Belanda.

Salah satu raja atau Arung yang diketahui sering menggunakan Kabira sebagai tempat persinggahan di masa itu adalah Andi Mappiabang atau Arung Lamerrang. Arung Lamerrang sendiri merupakan kakek dari Andi Ansarulla alias Petta Ulla.

"Kabira diyakini masyarakat dijaga oleh ular gaib yang ukurannya lumayan besar dan berwarna hitam pekat. Ular gaib itu kadang muncul lalu kembali menghilang," kata Petta

Selain Kabira, wilayah sekitarnya pun juga turut dikeramatkan karena keberadaan puluhan makam tua yang diyakini masyarakat setempat dijaga oleh beberapa makhluk gaib. Di antaranya berwujud kepala orang yang tergeletak di jalan menuju makam, tepatnya di jembatan pertigaan.

"Tak hanya itu. Di jalan setapak menuju makam tua juga sering muncul sosok gaib bertubuh mungil menggunakan tongkat," ujar Andi Isman, warga setempat.

Karena keangkeran tersebut, kata Isman, warga setempat tak ada yang berani melintas di jalan setapak yang membelah kawasan hutan lokasi Kabira tersebut hingga saat ini.

Warga memilih memutar arah ketimbang menembus kawasan hutan itu. Terutama, ketika warga ingin ke kampung sebelah atau menuju ke sawahnya di belakang kawasan hutan yang masih satu lokasi dengan Kabira yang sekarang dijadikan lokasi pesugihan.  

"Sampai saat ini cerita keangkeran tentang Kabira dan kawasan hutan sekitarnya terus terjaga dan masyarakat setempat yakini itu," tutur Isman.


POPULER

Berita Terkini Selengkapnya