Liputan6.com, London - Pada akhir Januari 2017, warga Inggris menggelar petisi untuk menghentikan rencana kunjungan resmi Presiden Donald Trump ke negara itu. Lebih dari 1 juta warga negeri Ratu Elizabeth II menolak kedatangan Trump.
Petisi itu digelar atas reaksi perintah eksekutif Trump yang melarang warga dari tujuh negara mayoritas muslim masuk ke Amerika Serikat (AS).
Advertisement
Lalu baru-baru ini, opini pasca-teror London membuat Donald Trump perang retorika dengan Wali Kota Sadiq Khan makin memperkuat keinginan warga Inggris agar Trump tidak datang ke negaranya.
Dikutip dari The Guardian, pada Senin (12/6/2017), Donald Trump rupanya sadar dirinya memang tak dikehendaki rakyat Inggris. Sebuah laporan mengatakan Trump telah menelepon Perdana Menteri Theresa May bahwa ia tak akan melakukan kunjungan kenegaraan ke Inggris hingga rakyat Inggris mendukungnya untuk datang.
Presiden ke-45 AS itu mengatakan ia tak mau datang jika ada protes besar-besaran saat ia datang ke London.
Telepon tersebut dilakukan dalam beberapa pekan terakhir, demikian menurut seorang penasihat Downing Street yang berada di ruangan itu. Menurut mereka yang hadir, pernyataan tersebut mengejutkan May.
May mengundang Trump ke Inggris tujuh hari setelah pelantikan Trump, di mana May menjadi pemimpin asing pertama yang mengunjunginya di Gedung Putih. Dia mengatakan pada sebuah konferensi pers bersama bahwa dirinya telah menyampaikan undangan dari Ratu ke Trump dan istrinya, Melania, untuk melakukan kunjungan kenegaraan di akhir tahun dan "senang bahwa Presiden telah menerima undangan itu".
Banyak diplomat senior, termasuk Lord Ricketts, mantan penasihat keamanan nasional, mengatakan bahwa undangan tersebut terlalu dini, tetapi tidak mungkin dibatalkan.
Trump telah menunjuk Woody Johnson, seorang pendonor Partai Republik dan pemilik New York Jets, sebagai duta besar baru ke Inggris. Namun, Trump belum mencalonkan dia secara formal. Sejumlah besar posisi duta besar AS di seluruh dunia sebagian besar belum terisi karena tim Trump gagal membuat nominasi formal.
Duta Besar AS untuk Inggris, Lewis Lukens, seorang diplomat karier, bentrok dengan Trump pekan lalu karena memuji Sadiq Khan, Wali Kota London, atas kepemimpinannya yang kuat setelah serangan teror Jembatan London dan Borough Market.
Pernyataan Lukens datang beberapa hari setelah Trump mengkritik Khan atas usahanya terhadap serangan tersebut. Trump salah mengutip pesan Wali Kota tersebut kepada orang-orang London agar tidak khawatir dengan meningkatnya kehadiran polisi bersenjata.
Kantor Khan menunjukkan kesalahan kutip Trump, tapi Presiden menanggapi dengan menuduh Wali Kota London membuat "alasan yang menyedihkan". Khan kemudian meminta pemerintah Inggris untuk membatalkan undangan Trump. .
Pemimpin Partai Buruh, Jeremy Corbyn, mengatakan di Twitter bahwa keputusan Trump untuk tidak berkunjung ke Inggris "diterima, terutama setelah serangannya terhadap Wali Kota dan penarikan AS dari kesepakatan iklim Paris.
Juru bicara Downing Street mengatakan bahwa pihaknya tidak akan berkomentar. "Kami tidak akan mengomentari spekulasi tentang isi percakapan telepon pribadi. Ratu memberikan undangan kepada Presiden Trump untuk mengunjungi Inggris dan tidak ada perubahan pada rencana tersebut. "
Gedung Putih mengatakan dalam pernyataannya: "Presiden sangat menghormati Perdana Menteri May."
Namun, koran The New York Times, mengutip dua pejabat administrasi yang tidak disebutkan namanya, melaporkan bahwa Trump mempertimbangkan untuk membatalkan atau menunda perjalanan tersebut.