Liputan6.com, Jakarta - Ekonomi Indonesia diprediksi tidak mampu tumbuh tinggi atau stagnan pada kuartal II. Meskipun pada kuartal ini ada dua momen yang mendorong konsumsi masyarakat , yaitu Ramadan dan Lebaran.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Achmad Heri Firdaus mengatakan, meski konsumsi masyarakat cenderung meningkat pada Ramadan dan Lebaran, hal tersebut dinilai tidak cukup untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
"Kuartal II sulit untuk mencapai 5,5 persen. Mungkin setinggi-tingginya hanya 5,2 persen, walaupun ada Lebaran," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Senin (12/6/2017).
Baca Juga
Advertisement
Dia mengatakan, potensi meningkatnya sejumlah barang kebutuhan masyarakat selama Ramadan dan jelang Lebaran nanti diperkirakan membuat masyarakat menahan diri untuk berbelanja. Ditambah lagi dengan ekonomi Indonesia yang belum sepenuhnya membaik.
"Karena ada kelompok barang yang harganya meningkat dan mengganggu daya beli masyarakat," kata dia.
Sementara itu, faktor lain yang juga memberikan sumbangan kepada pertumbuhan ekonomi juga dinilai tidak mampu berkontribusi besar pada kuartal II ini. Sebagai contoh, investasi yang tumbuh stagnan hingga saat ini.
"Kemudian investasi juga moderat saja, tidak ada peningkatan yang berarti. Mungkin ada perbaikan di belanja pemerintah dan neraca perdagangan. Tapi neraca perdagangan tidak bisa diharapkan karena kontribusinya kecil untuk Gross Domestic Product (GDP) kita," ujar dia.