Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) meluncurkan aplikasi Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS). Aplikasi ini merupakan sistem informasi berbasis web yang digunakan untuk mengurangi kesenjangan informasi harga pangan antara produsen dan konsumen.
Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, selama ini upaya pemerintah dalam mengendalikan harga dan menekan tingkat inflasi masih dihadapkan pada banyak tantangan. Namun dengan adanya aplikasi ini diharapkan bisa membantu mengendalikan harga tersebut.
Baca Juga
Advertisement
"Upaya pengendalian harga masih mengalami banyak tantangan. Keberhasilan kebijakan inflasi tidak hanya memerlukan informasi, tapi juga butuh dukungan data. Menindaklanjuti arahan Presiden di Brebes pada 11 April 2016, agar dikembangkan sistem informasi pangan yang sekaligus menjadi pusat informasi. Jadi kita kembangkan sistem informasi pangan," ujar dia di Kantor BI, Jakarta, Senin (12/6/2017).
Pada tahap awal, PIHPS akan fokus pada 10 komoditas pangan yang berkontribusi lebih dari 50 persen terhadap inflasi, antara lain beras, cabai, bawang merah, minyak goreng, dan lain-lain. Jika 10 komoditas pangan ini bisa dikendalikan, maka diharapkan inflasi bisa dijaga di level yang rendah.
"Datanya melalui 164 pasar. Mencakup 34 provinsi. Dilakukan setiap hari kerja dari pukul 09.00 hingga 11.00 pagi . Di validasi BI jam 10.00 sampai 12.00 dan publikasi jam 13.00," kata dia.
Aplikasi ini bisa diakses oleh masyarakat melalui situs hargapangan.id. Ke depannya, BI akan melakukan pengembangan terhadap aplikasi ini dengan memperluas cakupan data meliputi data di pasar modern, pedagang besar, hingga ke produsen.
"Ke depan di 2018 kami akan kembangkan data pada tingkat produsen untuk 10 komoditas yang sama. Kami juga akan kembangkan situs ini yang bisa jaga tingkat inflasi masyarakat. Dengan semakin luasnya akses informasi pangan, secara bertahap gejolak harga semakin rendah," ujar dia.