Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah sedang mencari pembeli gas dari Blok Minyak dan Gas Bumi (Migas)/Blok Masela, Maluku. Kepastian ada pembeli sangat dibutuhkan, untuk mempercepat pengembangan blok migas tersebut.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, pembeli gas dari Blok Masela masih mempertimbangkan harga, titik serah, dan waktu pasokan gasnya.
"Gas dari Masela untuk industri. Pembeli tergantung dari harga dan delivery point dan waktunya kapan," kata Airlangga, di kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta, Senin (12/6/2017).
Baca Juga
Advertisement
Airlangga menuturkan, saat ini sudah ada potensi beberapa industri untuk menyerap gas dari Blok Masela, di antaranya industri pupuk dan petrokimia untuk memproduksi methanol. Untuk lokasi pembangunan industri akan menyesuaikan penetapan pembangunan fasilitas pengelolaan gasnya.
"Kalau potensi sudah ada. Pabrik pupuk, methanol, dan dimetyl ether. Ini gasnya dari Masela. Kalau lokasi pabrik tergantung nanti titiknya ada di mana," ucap dia.
Sebelumnya Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan meminta Inpex Corporation segera mempercepat pengembangan Blok Masela.
Hal tersebut disampaikan saat bertemu dengan CEO & President Inpex Corporation Toshiaki Kitamura, dalam kunjungan kerja ke Tokyo Jepang.
Pada hari ketiga kunjungan ke Tokyo, Selasa, 16 Mei 2017, Jonan kembali melanjutkan pertemuan dengan kalangan investor besar Jepang, di antaranya CEO & President Inpex Corp. Toshiaki Kitamura.
Dalam pembicaraan dengan bos Inpex tersebut, Jonan kembali menegaskan agar proses pengembangan Lapangan Abadi atau Blok Masela di Laut Arafura, Maluku, bisa dipercepat. Sebab proses perencanaan dan pembahasan sudah cukup panjang.
Jonan meminta agar Inpex segera melakukan pembahasan dengan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) guna memulai proses kajian awal (Pre Front End Engineering Design /FEED) pengembangan Blok Masela.