Liputan6.com, Jakarta - Dampak pemutusan hubungan diplomatik kepada Qatar oleh sembilan negara tetangga terus meluas. Kini, giliran Lembaga Pemeringkat Standard & Poor's yang menurunkan peringkat utang Qatar. Hal ini diberlakukan setelah mata uang Qatar, Riyal, jatuh ke level terendah dalam 11 tahun terakhir.
Mengutip Reuters, Selasa (13/6/2017), S&P menurunkan peringkat utang Qatar satu tingkat dari AA- menjadi AA. Qatar juga mendapat rating negatif pada CreditWatch yang berarti ada kemungkinan besar terjadi penurunan peringkat lebih lanjut.
Baca Juga
Advertisement
S&P menilai, adanya pemutusan hubungan diplomatik oleh Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Mesir dan Bahrain bisa menyebabkan perekonomian Qatar semakin melemah.
"Kami melihat pertumbuhan ekonomi akan melambat, tidak hanya melalui penurunan perdagangan regional, tapi juga karena profitabilitas perusahaan yang rusak. Ini karena permintaan di kawasan terputus, investasi terhambat, dan kepercayaan investasi berkurang," kata S & P dalam laporannya seperti dilansir dari Reuters.
Selain S&P, lembaga pemeringkat lainnya, Moody's Investors Service, menempatkan Qatar di level Aa3. Peringkat itu setara dengan peringkat S&P. Sementara itu, lembaga Fitch Ratings menempatkan Qatar pada peringkat AA.
Krisis diplomatik Qatar bermula setelah empat negara yang memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar. Mereka adalah Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Mesir, dan Bahrain. Tidak lama setelah itu, Yaman, Libya, Maladewa, Mauritania dan Mauritius mengambil langkah serupa.
Meski begitu, Qatar tetap menjadi salah satu negara terkaya di dunia. Negara timur tengah ini memiliki aset senilai US$ 335 miliar dalam bentuk sovereign wealth fund (SWF). Ekspor gas alam cairnya juga menghasilkan surplus perdagangan sekitar US$ 2,7 miliar setiap bulannya.