Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengingatkan pentingnya perhatian kepada masyarakat kurang mampu. Bila sebagai sesama manusia mencampakkan saudara yang miskin, maka akan masuk dalam golongan pendusta agama. Hal ini sesuai Alquran Surat Al Ma'un.
"Kita akan termasuk golongan pendusta agama apabila kita membentak anak yatim. Kita tahu semuanya, tidak boleh membentak anak yatim," kata Jokowi dalam Puncak Peringatan Nuzulul Quran di Istana Negara, Jakarta, Senin malam (12/6/2017).
Advertisement
"Kita akan termasuk golongan pendusta agama, apabila kita tidak peduli pada saudara-saudara kita, fakir miskin. Dan, kita akan termasuk golongan pendusta agama apabila kita berbuat kerusakan di muka dunia ini," dia menegaskan.
Karena itu, kata Jokowi, pemerintah terus fokus meningkatkan ekonomi berkeadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Caranya, tentu dengan memerangi kemiskinan, memberantas radikalisme, terorisme, dan menggebuk komunisme.
"Alquran mengajarkan kita untuk bersikap ta’awun, saling bekerja sama, dan saling tolong menolong dalam semua aspek kehidupan kita sehari-hari. Alquran juga mengajarkan kita untuk bekerja keras, untuk mengubah nasib kita, mengubah nasib bangsa kita, Indonesia," dia memaparkan.
Menurut Jokowi, pemerintah terus bekerja keras membangun infrastruktur, hubungan konektivitas di seluruh Tanah Air, agar biaya logistik bisa turun, biaya transportasi bisa turun, dan agar perbedaan harga antarwilayah tidak terlalu jauh. Serta secara otomatis melahirkan pemerataan.
Pemerintah, kata Jokowi, juga mengeluarkan kebijakan pemerataan ekonomi, melalui pembagian aset bagi umat agar mempunyai lahan. Serta kemudahan akses permodalan dan membangun pendidikan vokasi yang massif.
"Selain itu, pemerintah juga sedang menyusun rencana untuk memperkuat pengembangan ekonomi umat, melalui pengembangan lembaga keuangan syariah yang dikelola berdasarkan sistem wakaf, tapi ini masih dalam proses untuk kita selesaikan," Jokowi menandaskan.
Peringatan Nuzulul Quran ini dihadiri para menteri Kabinet Kerja, pimpinan lembaga negara, dan duta besar negara Islam. Ceramah agama diisi ulama kondang asal Jawa Tengah Habib Lutfi bin Ali bin Yahya, dan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin.