Liputan6.com, Yerusalem - Pancaran cahaya dari sebuah lentera adalah bagian terpenting dari perayaan Ramadan di Palestina. Secercah cahaya yang mengintip dari dalam lampu hias itu membuat hati setiap anak-anak Timur Tengah penuh suka cita saat menjalani bulan yang penuh hidayah.
Apa jadinya jika lentera yang semula berukuran kecil dan dapat dibawa oleh anak-anak kini dibuat secara raksasa? Sebuah lentera berukuran besar itu ternyata ada. Di kawasan Kota Tua Yerusalem, terdapat hiasan lampu Ramadan berukuran 10 meter dan sekaligus menjadikannya lentera Ramadan terbesar di kota tersebut.
Baca Juga
Advertisement
Dikutip dari laman JPost.com, Selasa (13/6/2017), selain tradisi memukul drum pada malam hari, pancaran cahaya dari lentera raksasa itu kian menarik perhatian orang banyak dan dapat menyinari kawasan kota.
Osama Abu Arefa adalah salah satu penyelenggara acara tersebut. Ia mengatakan, tujuan pembuatan acara dan lentera tersebut adalah untuk mengajak banyak orang berkumpul saat perayaan bulan suci Ramadan.
"Kegiatan ini tentu bersifat pengenalan budaya. Menegaskan bahwa lentera adalah identitas Palestina di Yerusalem. Kita semua tahu, bahwa lentera adalah simbol dari perayaan Ramadan dan kami ingin menghidupkan kembali tradisi itu. Sehingga kami membawa lentera berukuran besar dan mengumpulkan pemuda-pemudi dan anak-anak untuk merayakan acara ini," ujar Osama.
Tak ketinggalan, para keluarga yang bermukim di daerah tersebut juga hadir untuk merasakan kebahagiaan. Lenyap rasa letih setelah melakukan aktivitas di bulan suci Ramadan.
"Mulanya, kami ingin mengajarkan anak apa itu bulan Ramadan. Setelah itu kami menerangkan kepada mereka, bahwa lentera itu adalah simbol di bulan suci Ramadan," ujar Naser Quos salah satu penduduk di Yerusalem.
Acara menghidupkan lampu lentera itu merupakan bagian dari sejumlah kegiatan budaya yang ada di Yerusalem Timur. Ada banyak kegiatan lainnya yang selama ini dilakukan.
Untuk membuat lentera berukuran jumbo ini, butuh waktu dua minggu. Mulai dari proses pengerjaan, bahkan meminta bantuan dana acara. Sejumlah organisasi amal turut serta dalam membantu terselenggaranya acara ini.
Semua bantuan yang diterima mereka berikan secara cuma-cuma. Selain itu, ada pula dana dari program pembangunan yang berasal dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).