Ini 6 Misi Masa Depan NASA yang Luar Biasa

Eksplorasi Mars hingga perjalanan ke Matahari, berikut 6 misi terbaru NASA yang hebat nan mengagumkan.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 13 Jun 2017, 18:40 WIB
NASA, badan antariksa Amerika Serikat. (NASA)

Liputan6.com, Jakarta Sejak berdiri pada 1 Oktober 1958, Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) intens melakukan pengembangan eksplorasi dan penjelajahan angkasa luar.

Terlebih lagi ketika pada masa awal pembentukannya, NASA memiliki rivalitas ketat dengan badan antariksa Uni Soviet, berlomba-lomba untuk mendapatkan status digdaya di bidang eksplorasi angkasa luar.

Setidaknya kini, badan antariksa AS dapt mengklaim dirinya sebagai pemenang, setelah NASA berhasil mengirim orang pertama yang mendarat di Bulan pada 1969. Sejak itu, NASA telah rutin melaksanakan sekitar 200 misi, dengan maupun tanpa awak.

Pada 2010, NASA mengalami kemunduran dari segi finansial setelah Presiden Barack Obama memotong kucuran anggaran dana. Akibatnya, sejumlah misi eksplorasi dan penjelajahan angkasa luar harus dibatalkan.

Meski mengalami kemunduran di bidang finansial, akan tetapi, pengembangan di bidang ilmu pengetahuan dan observasi antariksa, eksplorasi dan penjelajahan angkasa luar, serta misi Stasiun Angkasa Luar Internasional (International Space Station) tetap dilakukan oleh badan antariksa Negeri Paman Sam.

Berikut, 6 misi terbaru NASA yang hebat nan mengagumkan, seperti yang dirangkum oleh Liputan6.com dari The Listverse pada Selasa (13/6/2017).

 


1. Parker Solar Probe

Pada Mei 2017 lalu, NASA mengumumkan salah satu misi terbarunya, yakni menerbangkan satelit buatan ke Matahari. Satelit itu bernama Parker Solar Probe.

Rencananya, satelit itu akan diluncurkan pada 2018. Parker Solar Probe akan mendekat dalam radius 6,4 juta kilometer dari Matahari pada 2025, sebuah jarak yang cukup dekat dalam konteks skala astronomis.

Tujuan utama misi itu adalah untuk mengumpulkan data-data krusial tentang struktur Matahari dan mekanisme pemanasan yang dilakukan bintang berpijar tersebut. Karena bagi ilmuwan, Matahari memiliki mekanisme pemanasan yang unik jika dibandingkan dengan mekanisme pemanasan Bumi.

Contohnya adalah fitur suhu Matahari. Permukaan Matahari memiliki suhu sekitar 5.500 derajat celcius, sementara wilayah atmosfernya dapat mencapai sekitar 1,9 juta derajat celcius.

Fitur itu berbanding terbalik dengan Bumi. Permukaan Bumi memiliki suhu yang lebih tinggi ketimbang suhu di wilayah atmosfer. Fakta itulah yang ingin dikaji oleh para ilmuwan NASA.

Secara keseluruhan, misi ini mengagumkan dalam tiga aspek. Pertama, Parker Solar Probe akan menyajikan data tentang Matahari secara lebih mendalam. Kedua, satelit itu akan berada dalam jarak yang cukup dekat dengan bumi. Dan ketiga, Parker Solar Probe akan menjadi benda antariksa buatan manusia yang sangat cepat, melintas dalam kecepatan 692.000 kilometer per jam.

 


2. Europa Clipper

Europa Clipper adalah misi penerbangan sebuah satelit nirawak ke Europa, salah satu satelit Jupiter. Misi itu bertujuan untuk menganalisis dugaan adanya temuan kehidupan satelit Jupiter tersebut.

Latar belakang misi tersebut didasari atas sebuah temuan yang menyebutkan bahwa Europa memiliki samudera di bawah lapisan keraknya. Dan ilmuwan ingin mengetahui apakah samudera yang diduga kuat berisi air itu memiliki tanda-tanda organisme kehidupan.

Europa Clipper nantinya akan mencari data-data kunci, seperti ada tidaknya kandungan air di samudera tersebut, komposisi kimiawi seperti apa yang terkandung dalam samudera itu, dan ada tidaknya sumber energi penyokong kehidupan organisme.

Untuk mendapat informasi ini, satelit tersebut akan terbang di orbit Europa dan mengumpulkan data sebanyak mungkin. Proses ini akan diulang sebanyak 40 hingga 45 kali, sebelum akhirnya kembali ke Bumi.

 


3. JUICE

JUICE merupakan akronim kepanjangan dari JUpiter ICy Explorer. Misi tersebut akan bekerjasama dengan European Space Agency dan dikepalai oleh NASA.

Misi tersebut akan dilaksanakan pada 2022 dan akan mengeksplorasi Europa, Callisto, dan Ganymede yang merupakan tiga dari empat satelit Galilea planet Jupiter. Tujuan misi itu akan mengembangkan pemahaman yag lebih baik mengenai komposisi, lingkungan, dan proses evolusi ketiga satelit alamiah Jupiter tersebut.

Misi itu, serupa dengan Europa Clipper, akan turut menganalisis tanda-tanda organisme kehidupan di Europa dan Callisto. JUICE yang diluncurkan pada 2022 nanti diperkirakan akan tiba di ketiga satelit tersebut setelah 7,5 tahun perjalanan dari Bumi.

 


4. Asteroid Redirect Mission (ARM)

Sesuai namanya, misi itu ditujukan untuk mengkaji tentang asteroid dan jalur perlintasannya yang diprediksi mampu mengancam keselamatan Bumi. Misi itu akan dilaksanakan pada 2020.

Rencananya, sebuah satelit buatan manusia akan diluncurkan ke sebuah asteroid besar yang berada dekat dengan Bumi. Saat tiba, sebuah lengan robot besar akan mengambil sampel batu dari asteroid tersebut.

Setelah itu, satelit buatan tersebut akan menempatkan batu yang telah di ambil di orbit sekitar Bulan, sehingga Orion mampu melakukan analisa. Orion adalah satelit analisa milik Amerika Serikat yang ditempatkan di antara Bulan dan Bumi.

Misi ini akan menyajikan data signifikan tentag asteroid, yang akan digunakan oleh ilmuwan di Bumi untuk melakukan analisis, prediksi, dan identifikasi ancaman asteroid yang mungkin akan menghujam Bumi.

Sambil menyelam minum air, misi ARM turut berfungsi sebagai misi tes lapangan sejumlah peralatan yang akan digunakan untuk eksplorasi pertama yang dilakukan manusia ke Mars pada 2030 nanti.

Namun, nampaknya misi ARM akan mengalami kendala, karena Presiden Trump memotong anggaran dana. Akan tetapi, sang presiden tetap mendukung misi Orion.

 


5. Pesawat Ulang-Alik Orion

Pesawat ulang-alik Orion merupakan misi besar yang akan dilakukan NASA untuk kembali mengirim manusia ke angkasa luar dan diharapkan, mendarat di Mars.

Orion didesain untuk mampu menghadapi temperatur dan lingkungan ekstrem, dampak buruk perjalanan supercepat, serta radiasi. Pesawat canggih itu juga mampu melakukan apa yang pesawat sebelumnya tak mampu lakukan.

Satelit Orion akan diluncurkan menggunakan sistem rokat besar bernama Space Launch System (SLS). Roket ini mampu membawa Orion hingga melewati Bulan. Roket standar hanya mampu mengantar sebuah objek hingga ke luar atmosfir Bumi.

Roket super SLS belum selesai dibangun, namun Orion telah melaksanak uji coba lapangan yang dilakukan pertama kali pada 2014. Langkah besar Orion selanjutnya adalah untuk membantu misi ARM pada 2020.

Dan harapannya, pada 2030, Orion mampu membawa manusia pertama yang menginjakkan kaki di Mars.

 


6. WFIRST

The Wide Field Infrared Survey Telescope (WFIRST) merupakan misi antariksa yang mampu melakukan pekerjaan ganda, yakni mengumpulkan data tentang exoplanet (planet di luar sistem Tata Surya) dan data tentang dark energy.

Dark energy adalah energi yang menyusun hampir sebagian besar komponen angkasa luar, yang memiliki tendensi untuk akselerasi dan ekspansi. Komponen tersebut menyusun sekitar 68,3 persen dari total energi di angkasa luar. Meski menyusun hampir sebagian besar angkasa luar, antariksawan di Bumi memiliki pengetahuan yang minim tentang Dark Energy.

Untuk analisis data exoplanet, WIFIRST memiliki sejumlah tugas. Pertama adalah menghitung seberapa banyak exoplanet yang ada di sekitar Tata Surya. Kedua, teleskop tersebut mampu memberikan gambar mengenai exoplanet.

Sementara itu, untuk analisis data dark energy, WIFIRST akan mencoba melakukan olah data dan mendalami komponen penyusun energi misterius tersebut. Teleskop itu juga akan melihat perluasan alam semesta yang mengalami percepatan, fenomena yang berkaitan dengan dark energy.

Dengan WIFIRST, ilmuwan mungkin akan mendapatkan beberapa jawaban. NASA berencana untuk meluncurkan teleskop tersebut pada awal 2020-an, dan akan terbang selama enam tahun.

 

Saksikan juga video berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya