Liputan6.com, Jakarta Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) tidak mengusulkan penambahan kuota elpiji bersubsidi dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2017.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM I Gusti Nyoman Wiratmaja mengatakan, volume elpiji yang ditetapkan dalam APBN 2017 sekitar 7 juta metrik ton (mt), volume tersebut diperkirakan cukup sampai akhir tahun.
Advertisement
"Jadi subsidi elpiji kan di awal kita usulkan volumenya 7 koma sekian juta metrik ton," kata Wiratmaja, di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (13/6/2017).
Menurut Wiratmaja, karena volume akan cukup sampai akhir 2017, instansinya tidak akan mengusulkan tambahan volume elpiji bersubsidi dalam APBN - P 2017. "Kalo volumenya sih tetap, volume tetap subsidinya," ucapnya.
Namun ketika ditanyakan terkait penambahan anggaran untuk subsidi elpiji, Wiratmaja enggan mengomentari. Karena dia mengaku tidak berwenang.
"Nanti kita lihat ya, saya nggak berwenang untuk menjawab," tutur Wiratmaja
Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) memperkirakan subsidi elpiji 3 Kilo gram (Kg) 2017 akan membengkak menjadi Rp 40 triliun, hal ini disebabkan oleh kenaikan konsumsi dan harga acuan CP Aramco.
Direktur Utama Pertamina Elia Masa Manik mengatakan, pada tahun ini subsidi elpiji 3 Kg dipatok Rp 20 triliun, namun diperkirakan jatah tersebut tidak akan cukup, akan membengkak dua kali lipat menjadi Rp 40 triliun.
"Subsidi itu telah ditetapkan Rp 20 triliun. Tahun ini diperkirakan jadi Rp 40 triliun," kata Elia.
Menurut Elia, membengkaknya subsidi elpiji kembali terulang dari tahun lalu, meski besarannya jauh lebih kecil menjadi Rp 38 triliun. Tahun lalu, subsidi elpiji juga dipatok Rp 20 triliun.
"Subsidi Rp 20 triliun, tapi di tahun lalu realisasinya Rp 38 triliun," tutup Elia.