Liputan6.com, London - Blok apartemen bertingkat 24 lantai di London terbakar hebat. Hingga fajar menjelang dan matahari meninggi, api belum juga padam. Sementara, kepulan asap hitam terbentuk di langit.
Insiden tersebut menambah nestapa warga ibu kota Inggris yang belum lama ini mendapat serangan teror.
Advertisement
Gedung yang dilalap api bernama Grenfell Tower, yang berada di kompleks Lancester West Estate. Sebanyak 200 pemadam kebakaran dikerahkan untuk mengendalikan si jago merah.
Dikutip dari BBC pada Rabu (14/6/2017), insiden itu terjadi pada lewat tengah malam pada Rabu, 14 Juni 2017.
Pihak pemadam kebakaran, London Fire Bridge, mengatakan penyebab munculnya api masih belum jelas.
"Para pemadam kebakaran menggunakan baju khusus dan perlengkapan oksigen. Mereka bekerja dalam kondisi sulit untuk memadamkan api. Ini kebakaran besar dan serius, kami telah mengerahkan sejumlah peralatan canggih," kata Assistant Commissioner Dan Daly.
Saksi mata bernama Goran Karimi kepada CNN mengatakan ada beberapa orang terlihat melompat dari bangunan.
"Seluruh gedung diselubungi api dan jago merah menjalar dengan cepat," kata Karimi.
"Saya mendengar orang berteriak minta tolong dan melihat mereka terjun, melompat dari jendela," lanjutnya.
Sementara itu, beberapa penghuni yang berhasil keluar dari apartemen mengatakan, masih banyak orang yang masih terjebak.
Wali kota London, Sadiq Khan, mengatakan ini adalah kecelakaan yang besar. Belum diketahui apakah ada korban jiwa dalam insiden tersebut.
Pada pukul 04.00, Metropolitan Police London mengatakan, paramedis telah merawat sejumlah orang dengan variasi luka yang berbeda. Sementara, evakuasi terus berlanjut.
Blok apartemen Grenfell Tower dibangun pada tahun 1970-an sebagai bagian dari Proyek Lancaster West Estate.
Apartemen itu akan dibangun ulang dengan nilai proyek US$10,9 juta. Menurut laman properti RightMove, harga sewa rata-rata per unit sekitar US$ 2.500 per bulan.