Putra Mahkota Jepang Nyatakan Siap Jadi Kaisar

Putra Mahkota Jepang Nagihito menyatakan siap menggantikan sang ayahanda, Kaisar Akihito, menjadi orang nomor satu di kekaisaran Nippon.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 15 Jun 2017, 08:42 WIB
Kaisar Akihito dan Putra Mahkota Pangeran Naruhito (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Tokyo - Setelah Kaisar Jepang Akihito (83), mengisyaratkan segera turun takhta karena usia senja, Putra Mahkota Pangeran Naruhito (57) menyatakan dirinya siap menggantikan sang ayah menanggung beban kekaisaran Negeri Matahari Terbit.

"Aku bersedia sepenuh jiwa dan raga untuk mengemban tugas kenegaraan yang akan diwariskan oleh Yang Mulia," kata Pangeran Naruhito dalam sebuah konferensi pers seperti yang diwartakan oleh media Jepang Nikkei, Rabu (14/6/2017).

Pada kesempatan yang sama, ketika ditanya soal produk hukum Parlemen Jepang yang mengatur tentang pengunduran diri Kaisar Akihito, sang putra mahkota mengatakan, "Aku berusaha untuk tidak terlibat dalam urusan yang terkait sistem pemerintahan."

Pernyataan itu disampaikan oleh sang putra mahkota sebelum dirinya melakukan kunjungan kenegaraan selama seminggu ke Denmark. Kunjungan nanti menandai relasi diplomatik selama 150 tahun yang dijalin oleh kedua negara.

Pangeran Naruhito akan berangkat pada 15 Juni 2017 ke Kopenhagen dan menghabiskan waktu selama seminggu di Negeri Danish.

Di sana ia akan menyampaikan pidato pada pembukaan pameran seni Jepang dan makan siang bersama keluarga Kerajaan Denmark, Ratu Margrethe II, Pangeran Frederik, dan Putri Mary.

Kaisar Akihito membuat gempar dunia pasca-mengisyaratkan akan mundur pada Agustus 2017 lalu, setelah hampir tiga dekade menduduki singgasana Krisan. Alasannya, masalah usia dan kesehatan.

Mengutip Channel News, aturan baru itu dibuat karena sejatinya tak ada hukum yang mengatur tentang kaisar pensiun, sebab itu adalah pekerjaan seumur hidup. Tahap terakhir peraturan itu disahkan di majelis tinggi (House of Councillors) pada Jumat, 9 Juni 2017, setelah keputusan bulat dari majelis rendah (House of Representatives) yang lebih dulu memberikan persetujuan pada satu pekan sebelumnya.

Proses turun takhta itu harus diterapkan dalam tiga tahun setelah hukum baru atau akan habis masa berlakunya -- dan itu hanya berlaku untuk Akihito.

Menurut media Jepang, pemerintah memperkirakan Kaisar Akihito akan turun takhta pada akhir 2018.

Beberapa pengamat politik Jepang khawatir, perubahan hukum yang memungkinkan kaisar turun takhta akan membuat Kekaisaran Nippon berisiko menjadi subjek manipulasi politik di masa depan.

Kaisar Akihito sempat dirawat karena kanker prostat dan menjalani operasi jantung. Ia diperkirakan akan memberikan takhtanya kepada anak lelaki sulungnya, Putra Mahkota Naruhito.

Pengunduran diri dalam sejarah kekaisaran Negeri Matahari Terbit sebenarnya sudah pernah terjadi --lebih dari 200 tahun yang lalu. Oleh sebab itulah para politikus harus memperbarui undang-undang tersebut sebelum digunakan kembali.

 

Saksikan juga video berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya